Rabu, 05 Oktober 2016





Agung Urungkan niat masuk Golkar

Kota-Moh Agung Anugrah pastikan akan urungkan berada di tubuh Partai Golkar. Hal itu disampaikan langsung oleh Agung, kepada Sumedang Ekspres, Minggu (18/9). Pernyatan tersebut dipicu dari kekecewaan Agung karena Parti Golkar tidak mengindahkan kesepakatan yang sebelumnya telah dijanjikan kepada Agung.
“ Iya, ketika kemarin saya diminta untuk berada di struktur Golkar, tapi saya menyatakan dengan rasa hormat, saya menolaknya. Sebetulnya saya merasa tersanjung dengan tawaran itu. Namun saya sudah berpikir ulang dengan matang, bahwa sekarang ini belum saatnya untuk bergabung dengan partai manapun,” katanya kepada Sumedang Ekspres, melalui telepon selullar, minggu (18/9).
Ketika dikonfirmasi lebih lanjut, ia pun turut membeberkan awal mulanya ia masuk kedalam kemelut partai Golkar sejak ramadhan lalu. “ Harus diakui, sebagai sebuah kekuatan politik, Golkar adalah partai yang sexy di mata mereka yang berniat bertarung pada Pilkada 2018. Partai golkar juga merupakan partai yang cukup untuk mencalonkan diri tanpa harus berkoalisi dengan partai lainnya. Maka dari itu, ketika bulan Ramadhan lalu, H. Taufik Gunawansyah menawari saya untuk bergabung, sontak saja saya tertarik. Bersama para kader lain, saya ikut menyukseskan jalannya Musda yang salah satunya menghasilkan Sidik Jafar sebagai Ketua DPD Golkar baru,” ujarnya.
Namun demikian, seiring akan masuknya Agung di dalam tubuh Golkar, malah memicu pro dan kontra dari beberapa tokoh yang telah lama berkiprah di Golkar. Pada saat ini Agung harus dihadapkan dengan pandangan bahwa pengusaha kopi tersebut merupakan kader ‘karbitan’, ‘ujug-ujug’ yang tidak mensejarah. “ Namun saat itu saya berpikir, apa salahnya dengan memulai satu hal baru? Bukankah semua hal ada awalnya? Bahkan pak Setya Novanto pun meminta kaum muda untuk bersama-sama membesarkan Golkar,” sebut Agung.
Setelah merasa tertarik dengan tawaran Taufik Gamawansyah, Agung yang sempat dipertemukan dengan Ketua DPD Partai Golkar Jabar, H. Dedi Mulyadi, maka terbentuk sebuah kesepakatan bahwa Agung akan berada di struktur Golkar untuk berjuang bersama Golkar. Namun, di tengah-tengah perjalanan, Agung mengatakan jika dirinya merasa ada komitmen yang tidak dipenuhi oleh partai berlambang beringin tersebut. “ Saya tak perlu panjang lebar soal bentuk komitmen itu, namun yang jelas saya merasa tidak diberi ruang dan kesempatan untuk menjelaskan berbagai hal,” ungkapnya.
Dengan demikian, hingga saat ini Agung memilih enggan untuk berkiprah di partai manapun, termasuk di partai Golkar. “ saya tetap menghormati Partai Golkar. Walaupun sebelumnya ada pihak-pihak yang tidak menyukai keberadaan saya di partai ini, Saya ikhlas dan legowo. Mungkin memang belum saatnya saya berkiprah di partai,” tuturnya.
Sementara itu, walaupun Agung mengurungkan niatnya dari partai Golkar, ia menyatakan akan tetap berusaha untuk terus membangun Kabupaten Sumedang. “ Ini tidak menyurutkan niat saya untuk membuat Sumedang lebih baik. Kondisi ini adalah pelajaran berharga buat saya, bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan penuh ketekunan, kesabaran dan ikhtiar lebih kuat untuk mencapai satu tujuan,” tegasnya.
Berkaitan dengan rekomendasi Musda soal Pilkada yang menyatakan jika ia akan diusung untuk menjadi calon bupati usungan partai Golkar, Agung menanggapi jika hal tersebut terlalu cepat untuk disampaikan kepada public. “ Saya menyampaikan rasa respek yang tinggi terhadap hal tersebut. Namun ya harus diakui, sesungguhnya belum saatnya bagi Golkar untuk menyebut nama seseorang untuk pilkada yang baru digelar dua tahun mendatang,” kata Agung.

Dan Agung juga menambahkan, jika tidak menutup kemungkinan suatu saat dirinya akan kembali masuk ke partai lain. “ Saya akan mengikuti mekanisme partai manapun bila memang kelak di kemudian hari ada peluang bagi saya untuk mencalonkan diri dalam pilkada. Untuk saat ini, saya akan fokus pada upaya mengembangkan kewirausahaan bagi warga Sumedang,” tuturnya menambahkan. (Bay)

Tidak ada komentar: