Kamis, 06 Oktober 2016

Siswa SDN Karangmulya, mengikuti kegiatan
belajar mengajardi SDN Pasanggrahan 1

SDN Karangmulya Nebeng di SDN Pasanggrahan 1

KOTA-Siswa SDN Karangmulya hari ini, kamis (6/10) sudah mulai belajar di kelas , meskipun meminjam bangunan SDN Pasanggrahan 1 yang berlokasi  di jalan Pangeran Kornel 121 Sumedang Selatan .

Kepala Sekolah SDN Karangmulya, Supiah S.Pd Mengatakan, pemindahan tempat belajar tersebut dilakukan mengingat Kegiatan Belajar Mengajar di tempat terbuka dinilai sudah tidak efektip lagi , pasalnya konsentrasi siswa dalam menyerap materi pelajaran tidak fokus.

" Anak-anak terlalu banyak bermain dari pada belajarnya ," kata Supiah , kamis (6/10) .

Dikatakannya, pemindahan ini dilakukan seiring dengan sudah masuknya hari efektip belajar setelah siswa melaksanakan Ujian Tengah Semseter (UTS) ganjil.

Meskipun masih dalam kondisi tanggap darurat,Supiah tetap bertekad untuk memberikan pendidikan dan pengajaran  seoftimal mungkin kepada para siswanya. sebelumnya , Sufiah merasa terkatung-katung karena tidak ada kepastian dari pemerintah   tentang nasib peserta didiknya , entah sampai kapan harus belajar ditenda.

Hingga akhirnya ia mengadukan permasalahan ini kepada ketua Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI) Kabupaten Sumedang. Alhasil, respon positif dari ketua PGRI pun menjadi titik terang bagi sufiah berikut staf pengajar dan peserta didiknya.

" Setelah berkoordinasi dengan PGRI dan Disdik kami langsung mendapat persetujuan untuk menempati bangunan sekolah SDN Pasanggrahan 1," ujarnya.

Menanggapi hal itu, Ketua PGRI Kabupaten Sumedang, H Dedi Suhayat M.Pd mengaku ikut bertanggungjawab dalam memberikan solusi agar  siswa-siswi SDN Karangmulya tidak lagi belajar di dalam tenda.

" Saya selaku Ketua PGRI berusaha dan berupaya untuk memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi para siswa dan guru yang terkena dampak bencana longsor ," ujarnya.

Sementara itu Bupati Sumedang Eka Setiawan mengatakan, terkait masalah pendidikan , pihaknya akan mengikuti minat siswa , apakah mereka akan tetap bersekolah di sekolah asal atau berpindah kesekolah lain mengikuti orang tuanya. (Asnur)

Perwakilan Mazia Tour and Travel memberikan bantuan kepada korban longsor
Mazia Tour and Travel Peduli Bencana Sumedang 

KOTA- Bukti peduli perusahaan jasa , Mazia Tour and travel kepada warga Sumedang yang terkena musibah tanah longsor pada hari selasa (20/9) september lalu, sejumlah bahan kebutuhan pokok , seperti beras, air mineral, peralatan bayi  serta sejumlah uang tunai dan sejumlah paket alat tulis diserahkannya di Gor Tadjimalela , Makodim 0610 Sumedang dan Desa Sukajaya, senin (  26/9).

Direktur Mazia Garuda Yaksa Tour and Travel , Habib Mahdi Alatas mengatakan, bhakti sosial ini merupakan bukti wujud kebersamaan kami dengan warga Sumedang yang selama ini terjalin baik.

" Jamaah yang ikut program bersama Mazia Tour and Travel   banyak dari Kabupaten Sumedang, " ujar Direktur perusahaan travel yang berlokasi di Jalan Raya Condet 1c, Balekambang, Jakarta Timur ini.

Semoga dengan kejadian  ini, lanjut Habib, warga Sumedang yang terkena musibah tanah longsor ditabahkan hatinya dan mendapatkan pahala atas kesabaran selama ini.

" Kami keluarga besar Mazia Tour and Travel turut berduka cita atas musibah ini," katanya.

(Asnur)
Ketua PGRI Kabupaten Sumedang, Dedi Suhayat (Kanan)
menerima sumbangan dari sesama anggota PGRI untuk
dibagikan kepada guru-guru yang menjadi korban bencana
PGRI sumbang guru yang terkena bencana longsor

Kota-Perserikatan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Sumedang, merasa prihatin dengan sejumlah anggotanya yang terkena bencana longsor beberapa waktu lalu. Bahkan, ketua PGRI Kabupaten Sumedang, Dedi Suhayat, turut menjadi korban bencana tersebut.

" Memang sangat memprihatinkan, banyak anggota kami, bahkan termasuk saya selaku ketua juga kena bencana tersebut," katanya selepas penyerahan bantuan dari PGRI Kecamatan Jatinangor, Selasa (4/10).

Akibat bencana tersebut, Dedi yang saat ini mengungsi di wilayah Gending, menceritrakan jika ada sekitar 22 anggota PGRI Kabupaten Sumedang, harus meninggalkan rumahnya. Dan saat ini keberadaan para guru tersebut tersebar dimana-mana. " Banyak anggota PGRI yang akhirnya rekan-rekan pada ngungsi dimana saja. Ada yang bersama keluarganya bahkan ada juga yang sampai ngontrak. Kami sudah data mereka semua dan sudah kita laporkan ke PGRI pusat," ujar Dedi.

Dari kejadian tersebut, anggota PGRI lainnya turut simpati dan mengumpulkan bantuan untuk membantu rekannya sesama guru. Bahkan, tak hanya di Kabupaten Sumedang, melainkan bantuanpun datng dari Kabupaten lainnya seperti Majalengka dan Kota Sukabumi. Dari sumbangan tersebut, dana yang terkumpul sudah mencapai Rp 30 juta.

" Alhamdulillah, setelah bencana, kami dapat bantuan dari rekan guru di Sumedang dan Kabupaten lain. Dan itu ditujukan untuk memberikan bantuan kepada para guru. Sampai hari ini, kami bagikan bantuan berupa uang dan sembako. Adapun rincian bantuan tersebut yaitu dari Kabupaten Majalengka Rp 18 juta, Kota Sukabumi Rp 10 juta, PGRI Kecamatan Cibugel Rp 2,252.000, dan yang terbaru hari ini dari PGRI Kecamatan Jatinangor Rp 20 juta, jadi totalnya sekitar Rp 50 juta," tuturnya.

Bantuan yang telah terkumpul sudah diberikan langsung kepada para korban. Diantaranya adalah 3 sekolah yang terkena imbas bencana banjir dan longsor kemarin. Selain itu, bantuan juga diberikan kepada korban meninggal dunia yang merupakan anak didik serta Operator sekolah. " Ada 3 sekolah yang terkena dampak bencana. Yaitu SD Sukasirna 1 dan 2, yang hancur karena lumpurnya masuk. Lalu, SD Karangmulya yang sekolahnya saat ini bisa berjalan karena diungsikan ke Kodim. Selain itu, kita berikan kepada korban meninggal, yaitu 2 orang anak didik dan ibunya yang juga operator sekolah," sebutnya.

Dengan kekompakan yang telah diberikan oleh PGRI Kabupaten Sumedang, diharapkan bisa bermanfaat bagi para anggota PGRI yang menjadi korban bencana alam. " Dengan kita berikan santunan kepada mereka, semoga ini bisa bermanfaat. dan saya ucapkan terimakasih kepada para anggota yang turut berpartisipasi menyumbang. Saya berharap, ini tidak dilihat dari nilainya, tapi ini merupakan kebersamaan dari PGRI," tuturnya. (Bay)
Mengolah Sampah secara Tuntas dan Ramah Lingkungan

Penemu Konsep Biomethagreen, DR. Muhamad Fatah Wiyatna, S. Pt, M. Si,
TINGGINYA volume sampah sisa rumah tangga dewasa ini menjadi permasalahan kompleks yang dihadapi di berbagai daerah, khususnya kota-kota besar.
Bila tidak dikelola dengan serius dan baik, volume sampah yang tidak terkendali ini menjadi ancaman serius bagi manusia.

Selain mencemari lingkungan dan menimbulkan bau busuk tak sedap, tumpukan sampah yang menggunung juga akan berdampak buruk pada kondisi kesehatan manusia.

Atas dasar kerpihatinannya pada masalah sampah tersebut, aktivis lingkungan, DR Muhamad Fatah Wiyatna, S. Pt, M. Si, berhasil membuat suatu konsep pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, dan ramah energi.

Bahkan setelah melalui berbagai proses hingga proses penyempurnaan konsep ini, dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad) ini mampu mengembangkan konsep pengelolaan sampah yang mampu menghasilkan energi listrik dan gas ramah lingkungan.

“ Konsep pengelolaan sampah ini saya sebut Biomethagreen. Konsep ini telah saya kembangkan dan diuji coba sejak tahun 2008. Sebelumnya, pada tahun 2007, di Fakultas Peternakan Unpad, dalam rangka program pengabdian masyarakat. Saya melakukan riset untuk pengelolaan limbah ternak, dan waktu itu belum tren biogas selain dari kotoran sapi. Karena biogas dari kotoran sapi ini tidak praktis dan menimbulkan bau tak sedap, kemudian awal 2008 saya mulai melakukan riset untuk biodigester,” kata pria yang beralamat di kepada Sumedang Ekspres di Kompleks Griya Taman Lestari Blok C5/1, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang belum lama ini.

Biodigester sendiri, kata dia, merupakan suatu sistem yang mempercepat pembusukan bahan organik. Darinya, terbentuk biogas dan senyawa-senyawa lain yang dihasilkan melalui pembusukan anaerob (suatu bakteri fakultatif yang dapat hidup dengan ataupun tanpa adanya oksigen).

“ Konsepnya sederhana, mengelola sampah melalui teknologi yang praktis, tuntas, dan ramah lingkungan. Jadi, berbahan baku sampah organik, kemudian sampah organik ini diolah dan dapat menghasilkan gas sebagai bahan bakar dan listrik yang ramah lingkungan, dan bahkan menghasilkan pula pupuk organik yang bebas dari bahan kimia serta bermanfaat bagi tanaman, ikan, dan lainnya. Tujuannya, agar sampah organik ini tidak menjadi limbah bagi lingkungan,” ujar sosok kelahiran Subang, 23 Oktober 1969 ini.

Dari penelitian, dan uji coba yang panjang itu, kata suami dari Inna Samsuminar ini, lahirlah konsep pengelolaan sampah yang disebut biomethagreen. Setelah konsep ini lahir, dimulai dari lingkungan rumahnya, dia berhasil mewujudkan lingkungan rumah yang bersih dengan pengelolaan sampah yang tuntas dan ramah lingkungan.

“ Setelah dicoba digunakan di rumah, Biomethagreen ini selain menjadi solusi pengelolaan sampah yang tuntas dan ramah lingkungan juga mampu menghasilkan bahan bakar gas, dan energi listrik sehingga kami tidak lagi merasa khawatir akan ketersediaan dua energi ini. Bahan Slurry (limbah) yang berasal dari biodigester yang berupa cairan ini menghasilkan pupuk organik yang tidak mengandung bakteri penyebab penyakit dan bahan berbahaya lainnya. Tetapi justru, memiliki nilai manfaat karena mengandung nutrisi atau unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman, ikan dan lainnya,” sebut ayah dari Syifa Zahidah, Hamzah Zainul Muttaqin, dan Nizar Taqiudien ini.

Seiring waktu, konsep Biomethagreen ini, ternyata mulai dilirik oleh banyak pihak. Selain digunakan sebagai pengelola sampah rumah tangga, Biomethagreen ciptaannya ini telah banyak digunakan oleh rumah tangga, juga oleh perumahan, perkantoran, pasar, rumah makan, hotel, peternakan, hingga rumah sakit diberbagai daerah di Indonesia.

“ Saat ini, selain Unpad, mitra kami juga dari institusi pemerintahan, BUMD, BUMN, hingga perbankan. Alhamdulillah biomethagreen banyak dimanfaatkan karena fungsinya dan berkat kesadaran masyarakat sendiri yang menginginkan lingkungannya bersih dari sampah, khususnya sampah organik. Karena sampah organik ini mampu dikelola secara tuntas dan ramah lingkungan. Dengan konsep ini pula saya berharap mampu memperpanjang umur dari tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) di tiap daerah, di Indonesia khususnya,” tuturnya. (Bay)
Keluarga Besar Trisakti School Of Transportation Jakarta ketika mengunjungi
korban bencana longsor dipengungsian Gor Tadjimalela, Sumedang 

Trisakti Jakarta bantu korban longsor

Kota-Bencana yang terjadi di Kabupaten Sumedang, terus menyedot perhatian dari berbagai pihak di tanah air. Kali ini bantuan tersebut datang dari Trisakti School Of Transportation, Jakarta. Head of Human Capital Development Transportation & Logistics, Muhammad Rifni, SE, MMTr, menerangkan jika kehadiran pihaknya di Kabupaten Sumedang merupakan salah satu gerakan sosial dalam menanggapi bencana alam yang menelan 4 korban jiwa.

" Kita ke Sumedang dalam rangka gerakan sosial dalam menanggapi bencana longsor kemarin. Dan kami itu disini sudah sejak tanggal 3 Oktober dan akan berakhir pada 4 Oktober. Disini kita ngenap di komplek pusdai islamik," katanya, Selasa (4/10).

Pada aksi sosialnya, Trisakti School Of Transportation, Jakarta diikuti oleh sekitar 55 orang yang terdiri dari 15 dosen, 1 Security dan 39 mahasiswa. Mereka turut memberikan bantuan sejumlah uang yang dikumpulkan dari para Civitas Akademika, Karyawan, Dosen dan Mahasiswa. Selain itu, mereka juga turut memberikan bantuan tenaga dengan membersihkan toilet dan sampah di lokasi pengungsian. Adapun kedatangan mereka yang terbilang terlambat, dikarenakan bencana di Kabupaten Sumedang dinilai tidak terpublish menyeluruh. " Bencana itu kan terjadi di Garut sama Sumedang. Nah. kita yang di Jakarta itu taunya yang di Garut saja. Memang yang di Sumedang mungkin tidak terpublish menyeluruh. Dan di Jakarta ini mungkin hanya Trisakti saja yang ke Sumedang, karena yang lain banyaknya ke Garut," ujarnya.

Berdasarkan pengamatan mereka, dengan melihat lokasi longsor kemarin, menyatakan jika daerah tersebut terbilang rawan. Muhammad Rifni menyebutkan jika seharusnya daerah tebing di wilayah longsor tersebut idealnya dibentuk dengan konsep yang serupa dengan yang ada di jalan tol. " Liat aja perbukitan di jalan tol, itu tebingnya dibuatkan dinding beton atau bisa juga dengan batu pondasi," sebutnya.

Sementara itu, Penanggung jawab pelaksanaan baksos, STMT Trisakti, Jakarta, Otto Sugiharto menyebutkan jika pemerintah Sumedang harus segera melakukan pemulihan. Salah satunya adalah relokasi tempat.
" Kemarin ketemu sama pak bupati, tapi beliau bingung masih mencari anggaran relokasi. Jadi mungkin beliau harus koordinasi dengan selain Pemerintahan Daerah, dengan cara minta bantuan dari APBN," ujar Otto.

Selain itu, Otto juga menerangkan jika pihaknya terus memberikan dukungan moral terhadap para pengungsi yang sudah mulai bosan tinggal di pengungsian. " Kita juga berikan dukungan moral, karena belum tentu mereka senang dengan tempat baru, karena sudah terbiasa ditempat lama. Makanya kita berikan semangat agar mereka mau dipindahkan untuk kemajuan ekonominya," tuturnya. (Bay)
Manager PLN Area Sumedang, Ririn Rachmawardini, berfoto bersama
anak-anak pengungsi di Makodim 0610, Kabupaten Sumedang


PLN bagikan ratusan sepatu kepada anak-anak pengungsi Makodim

Kota-PLN Area Sumedang kembali memberikan bantuan kepada para korban bencana longsor. Kali ini, yang menjadi sasaran adalah anak sekolah. Manager PLN Area Sumedang, Ririn Rachmawardini, menerangkan jika PLN terus memberikan support terhadap warga yang terkena bencana longsor.

" Hari ini kita memberikan bantuan kepada anak sekolah yang ada di pengungsian Makodim 0610. Sebelumnya di daerah Gunung Puyuh, Kecamatan Sumedang Selatan, kami memberikan bantuan berupa alat tulis dan sebagainya. Tapi untuk di penampungan Makodim ini, kita khusus di sepatu dan kaos kaki saja," katanya.

Bantuan yang diberikan PLN kali ini adalah sekitar 320 pasang sepatu dan kaos kaki yang ditujukan kepada anak-anak sekolah. " Kalau beberapa waktu lalu, itu kan ada yang dari Lazis PLN area Sumedang. Sekarang, itu dari kami langsung," ujarnya.

Setelah sekitar 10 hari sebagian warga Sumedang dirundung bencana, Ririn berharap agar para korban dapat segera kembali ke keadaan sedia kala.

" Moga-moga segera ada solusi terbaik. Agar warga-warga disini kebutuhan sarana dan prasarananya tercukupi. Dan bisa kembali beraktifitas normal dan biasa lagi," harap Ririn.

Sementara itu, terkait akan adanya relokasi dari Pemerintah Kabupaten Sumedang, pihak PLN menyatakan siap support sepenuhnya. " Kalau saja Pemda sudah ada tempat untuk relokasi, kita sudah siap. Dari sisi material dan finansialnya PLN itu sudah siap. Kita tunggu kabar dari pemerintah saja," sebutnya. (Bay)


Tukang Bangunan Kesetrum

KOTA – Nasib naas dialami Kamil Wahyudin (57). Warga Dusun Cilimus, RT 03 RW 02, Desa Mekarmulya, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang itu tersengat listrik saat bekerja sebagai tukang bangunan di sebuah ruko di Dusun Pakemitan RT 04 RW 05, Desa/Kecamatan Situraja, belum lama ini.

Akibatnya, dia mengalami luka bakar yang cukup serius di sekujur tubuhnya. Beruntung, nyawanya masih bisa terselamatkan berkat pertolongan cepat warga yang selanjutnya dibawa ke UGD RSUD Sumedang.

Kapolres Sumedang, AKBP Agus Iman Rifai melalui Kabag Ops, Kompol Setya Widodo, membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurutnya, saat itu korban sedang bekerja di sebuah ruko yang dekat dengan jaringan listrik.

“Iya benar kejadiannya kemarin hari Selasa (4/10) sore di Situraja. Korban saat itu langsung di larikan ke RSUD Sumedang, karena mengalami luka serius,” katanya kepada, kemarin.

Awal mula kejadian, katanya, pada saat korban sedang bekerja sebagai buruh bangunan, secara tidak sengaja menyentuh kabel listrik yang melintang tepat di depan bangunan baru tempat korban bekerja. Diketahui lokasi tempat kejadian berupa ruko, dan bangunannya terlalu menjorok ke luar sehingga berdekatan dengan kabel listrik yang melintang.

Akibat kejadian tersebut, korban, Kamil terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka bakar serius di sekujur tubuhnya. “Korban pada saat itu langsung dilarikan ke RSUD agar mendapatkan penanganan medis. Akibat kejadian tersebut, korban menderita luka bakar hingga 85 persen lebih,” tutur Setya Widodo. (bay)
Wakapolres Bandung, Kompol Tri Suryanti (Kiri)


Leli jadi korban senapan angin

Jatinangor-Telah terjadi dugaan penembakan terhadap salah seorang karyawati Kahatek, yang terjadi pada Kamis (6/10) pagi, sebelum jam kerja dimulai. Korban penembakan tersebut adalah warga Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Leli Novalianti (39).

Wakapolres Bandung, Kompol Tri Suryanti, menjelaskan jika penembakan tersebut dilakukan oleh pelaku bukan dengan menggunakan senjata api, melainkan hanya senapan angin biasa.

" Kalau berdasarkan laporan awal, kejadian tersebut terjadi saat korban dalam perjalanan Bandung-Garut. Dan itu bukan menggunakan senapan api, melainkan senapan angin biasa," katanya ketika dikonfirmasi, Kamis (6/10).

Terkait alasan pelaku melakukan penembakan terhadap korban tersebut, pihak polres Bandung masih melakukan penyelidikan. " Kita belum tahu motifnya seperti apa, sekarang masih dalam lidik sidik oleh reskrim Polsek Rancaekek," ujar Kompol Tri.

Sementara itu, nasib korban penembakan, Leli, masih terbilang beruntung tidak mengalami luka serius atau sampai kehilangan nyawanya. " Alhamdulillah enggak apa-apa, korban hanya mendapatkan luka dibagian pinggangnya saja," sebutnya. (Bay)
Pelantikan Pengurus Baru Golkar,
Akan Tampil Beda



Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sumedang, Sidik Jafar (Kanan) berbincang dengan
Kabag Ops Polres Sumedang, Kompol Setya Widodo, di lokasi pengungsian, baru-baru ini

Kota-DPD Partai Golkar Kabupaten Sumedang, sebentar lagi akan melaksanakan pelantikan kepengurusan yang baru. Acara tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2016 mendatang di daerah Panyirapan, Desa Mekarjaya, Kecamatan Sumedang Utara.

Ketua terpilih DPD Partai Golkar Kabupaten Sumedang, Sidik Jafar, membenarkan akan adanya pelantikan tersebut. Ia juga menerangkan jika saat ini tengah melakukan sejumlah persiapan. " Untuk pelantikan nanti, kami sudah melakukan persiapan administrasi seperti melayangkan surat izin tempat lokasi, izin keramaian ke polsek dan polres, serta menyiapkan undangan baik untuk Muspida maupun tokoh masyarakat," katanya ketika dikonfirmasi, Kamis (6/10).

Selain itu, Sidik Jafar juga menerangkan jika nuansa pelantikan kali ini akan berbeda dengan tahun sebelumnya. Karena, selain pelantikan, DPD Golkar juga akan sembari melakukan kegiatan sosial. " Rencana kita pelantikan akan sangat sederhana sambil sosial. Nanti ketua dari Jawa Barat, pa Dedi Mulyadi ingin melihat anak yang kembar siam," ujarnya.

Keinginan ketua DPD Golkar Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk membesuk anak yang kembar siam, disambut antusias oleh para kadernya. Karena acara pelantikan yang diwarnai oleh kegiatan sosial, akan memberikan kesan bermakna bagi seluruh pengurus. " Iya kami senang sekali karena nanti akan ada kunjungan dari DPD golkar Provinsi Jawa Barat, H Dedi Mulyadi. Beliau rencananya akan menengok anak yang kembar siam di daerah  Panyirapan, Desa mekarjaya, Kecamatan Sumedang Utara. Ini akan memberikan kesan tersendiri bagi kami di jajaran pengurus, karena susana pelantikan kali ini akan terasa berbeda dengan yang sebelumnya," kata pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Sumedang, H Deden Yayan. (Bay)
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sumedang, Dadang Romansah (Kanan)


Komisi D Dorong Pemerintah Pusat Perhatikan Jalur Nyalindung-Tomo

Kota-Adanya jalan amblas di jalur Sumedang - Cirebon, menjadi momok mengerikan bagi sejumlah pengendara yang biasa lewat di jalur tersebut. Amblasnya jalan hingga ketebalan 30 cm tersebut, sempat mengganggu arus lalulintas. 

Namun demikian, kondisi tersebut kini sudah mulai teratasi dengan dilakukannya pemadatan jalan oleh pihak PU. Oleh karena itu, arus lalu lintas pun kini sudah mulai lancar.
" Sudah dilakukan perbaikan jalan dengan pemadatan oleh dinas PU, dan untuk arus lalulintas kini sudah bisa dilalui dua arah," kata Kapolres Sumedang AKBP Agus Iman Rifai, melalui Ka Sub Bag Humas, AKP Dadang Rostia, Kamis (6/10).

Sementara itu, DPRD Kabupaten Sumedang belum bisa melakukan banyak hal, sehubungan jalur tersebut merupakan kewenangan pusat. " Itu sebenarnya kewenangan pusat, tapi itu juga memang mengganggu arus lalulintas. Tapi syukurlah, sekarang sedang dilakukan pengurugan terhadap jalan amblas tersebut agar bisa kembali dilalui," ujar ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sumedang, Dadang Romansah, Kamis (6/10).

Melihat kondisi seperti itu, Dadang berharap pemerintah pusat bisa memperhatikan secara teknis di sepanjang jalur Tomo - Nyalindung. Karena daerah tersebut merupakan daerah rawan amblas. " Ini kejadian bukan hanya sekali, menurut saya bagusnya dengan kondisi tersebut harus dilakukan pembetonan," sebutnya.

Terkait kejadian tersebut dikatakan berbagai pihak, jika salah satunya akibat sering dilalui truk muatan besar, Dadang menyarankan agar dilakukan pengkajian terlebih dahulu. " Masalah kendaraan tonase tinggi, ya itu harus dikaji lagi. Karena memang kondisi tanah disana yang labil. Ditambah saat ini curah hujan juga sedang tinggi," tuturnya. (Bay)