Jalur Cirebon-Bandung yang ada di Kecamatan Tomo Terputus akibat kondisi tanah yang labil |
Jalan Amblas, 5000 Pelanggan PDAM tak terairi
KOTA-Imbas jalan amblas yang terjadi di jalur nasional Cirebon-Bandung, tepatnya di Blok Cireki, Desa Bugel, Kecamatan Tomo, dapat dirasakan juga oleh para pengguna air PDAM. Sekitar 5000 lebih pelanggan yang ada di dua Kecamatan, yakni Tomo dan Ujungjaya, terpaksa tidak bisa menggunakan air bersih tersebut.
Kepala Teknisi Lapangan PDAM Kecamatan Tomo, Djudju Kusmana, mengatakan jika pipa saluran air yang tertanam dalam tanah diwilayah tersebut ada beberapa yang patah. " Akibat jalan amblas, pipa jaringan distribusi tergerus oleh belahan tanah disebelah kiri dan kanan. Dan saluran tersebut yaitu jaringan pipa yang mengairi wilayah Kecamatan Tomo dan Ujungjaya," katanya, Jumat (7/10).
Untuk saat ini, pihak PDAM telah melakukan upaya penanggulangan dengan menggunakan pipa darurat.
" Saat ini untuk Ujungjaya, kita melakukan penanggulangan dengan menggunakan pipa darurat. Jadi, yang semula dikubur, sekarang posisinya jadi diatas saluran air. Keruksakan untuk jalur Ujungjaya ini ada sekitar 5 batang pipa yang patah," ujar Djudju.
Sementara untuk saluran air wilayah Kecamatan Tomo, Djuju menerangkan jika proses penanggulangan akan memakan waktu cukup lama. Pasalnya, selain mengalami kerusakan yang cukup parah, pihak PDAM juga harus mengganti salah satu pipa dengan jenis pipa yang terbilang sulit dalam pemasangannya.
" Yang jalur Tomo, itu akan memakan waktu lama sekitar 1 sampai 3 hari. Alasannya, karena pipa yang digunakan itu dengan jenis DCIP yang berdiameter 200 mm (8 inch), tergerus oleh tanah. Dan itu akibatnya, sambungannya, sekitar 2 batang pipa menjadi patah dan dipindahkan secara darurat. Oleh karena itu, pipanya harus diganti sekitar 25 meter. Kesulitan lainnya ya karena itu kan berbahan steel, jadi terbilang susah pemasangannya," tuturnya.
Akibat kejadian tersebut, PDAM harus rela menelan kerugian hingga mencapai Rp 10 juta bahkan lebih. " Kerugian PDAM dalam 1 x 24 jam itu bisa mencapai Rp 10 juta lebih pendapatannya. Untuk 2 kecamatan yang tidak terairi tersebut, menyebabkan banyak konsumen yang komplain. Dan selain itu, sekarang karena sedang musim hujan, kami jadi khawatir akan tergerus lagi," sebutnya. (Bay)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar