Senin, 21 November 2016

Net. Illustrasi
FKDT Pertanyakan Insentive guru ngaji 

Sumedang - Ketua Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah ( FKDT ) Kabupaten Sumedang,  Nuroni Octora, menyayangkan kebijakan Pemkab Sumedang  yang menghentikan insentif bagi para guru ngaji dan pengajar Madrasah Diniyah.
Padahal lembaga tersebut berperan dalam menyukseskan program pemerintah untuk  mewujudkan Sumedang Senyum Manis.

" Sejak tahun 2009, lembaga-lembaga diniyah  mendapatkan fasilitas insentif untuk  kesejahteraan para pengajarnya yang dikucurkan dari Pemkab," kata Nuroni, kemarin.

Namun, sejak tahun 2015 hingga sekarang, dana   tersebut  menjadi terputus, padahal kiprah  madrasah diniyah memiliki peran yang sangat penting dalam mencetak generasi penerus. "  Para guru madrasah diniyah  itu  kebanyakan  non PNS, untuk penghidupan mereka  itu dari mana?" Tanya Nuroni.

Meskipun ada sumbangan dari murid, kata Nuroni,  hanya alakadarnya saja, tidak akan bisa menutupi kebutuhan hidup, sedangkan  setiap hari mereka harus mengajar di lembaga tersebut.  " Mudah-mudahan  kedepannya pemerintah dapat mengucurkan lagi dana untuk kesejahteraan mereka ," ujarnya.

Meskipun lembaga penerima uang harus memiliki payung hukum sesuai dengan peraturan keuangan, kata Nuroni, tetapi apakah pemerintah tidak punya cara lain agar mereka mendapatkan insentif ?. " Meskipun nilainya tidak terlalu besar, tatapi akan menjadi motifasi bagi para pengajar madrasah diniyah termasuk para guru ngaji. Mereka akan merasa diperhatika pemerintah," katanya.

Ia berharap pemerintah dapat memberi stimulan atau pemicu semangat mereka dalam membentuk karakter anak-anak menuju ke arah yang lebih baik. " Misalnya  melalui dana desa atau yang lainnya. Jangan sampai perhatian pemerintah terhadap keagamaan menjadi terhenti," paparnya.

Sedangkan, kata Nuroni, visi misi Sumedang adalah senyum manis. " Salah satunya menjadikan masyarakat yang agamis," tuturnya. (Asn)

Tidak ada komentar: