UNSAP Wisuda lebih dari 1600 Mahasiswa
Sumedang - STKIP mewisuda 874 mahasiswanya, minggu (20/11) di GOR Dadan Hendarsyah, Jalan Angkrek - Situ Nomor 19 Sumedang. Sehari belumnya STAI, STBA, STIE, STAI, STIK dan STIMIK juga mewisuda mahasaiswanya di tempat yang sama. Ketua Panitia Wisuda, Nicko Asmara Sukarso mengatakan, mengingat terbatasnya ruangan, terpaksa acara wisuda dilaksanakan selama dua hari. " Ini merupakan wisuda yang ke 34 tahun 2016, hari sabtu (19/11) sebanyak 744 wisudawan dan sisanya hari ini, minggu (20/11) sebanyak 876 wisudawan," katanya, Minggu (20/11).
Ia menuturkan, wisudawan tahun 2016 ini mengalami peningkatan hingga 130 peserta jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. " Ini pun tidak bisa melakukan wisuda semua, masih ada yang harus ditangguhkan hingga wisuda tahun depan," katanya.
Dikatakan Nicko, ada sekitar 75 wisudawan yang ditangguhkan, karena mereka melaksanakan ujian pada bulan november. "Meskipun diikut sertakan pada hari ini, namun nama-nama mereka tidak akan tercatat kedalam buku wisuda, karena buku wisuda sudah dicetak pada awal bulan november," katanya.
Karena tercantumnya nama pada buku wisuda , menurut Nicko, merupakan suatu kebanggan bagi wisudawan. Dikatakannya, terdapat 21 wisudawan terbaik dari tiap prodi , diantaranya, Ai Qurotul Ain, mahasiswa STKIP Program Sutdy Penmat S1 dengan IPK 3,83. " Eggi Indriani Pratami, Mahasiswa STAI Program Study Manajemen S2 dengan IPK 3,68 dan Ridwan Mustofa mahasiswa STIMIK Program Study Manajemen Informatika D3 dengan IPK 3,60," katanya.
Ia mengamanatkan kepada para wisudawan/wati, wisuda itu merupakan proses akademik yang harus menjadi momentum bahwa dirinya telah menjadi manusia unggul.
"Mereka harus mampu membuktukan keunggulan dirinya di mata masyarakat," katanya.
Yang dimaksud manusia unggul, kata Nicko, bukan terfokus mencari pekerjaan dengan ijazah atau strata yang sudah dimilikinya, namun mereka harus berfikir bagai mana menciptakan lapangan pekerjaan. " Minimal untuk dirinya sendiri, lebih-lebih bagi orang lain," katanya.
Jadi, kata Nicko, seorang manusia unggul jangan memikirkan ingin bekerja di pabrik atau instansi. " Kesarjanaan itu harus ditandai dengan meningkatnya kecerdasan pola fikir yang lebih produktif. Jangan hanya menjadi penambah jumlah pengangguran yang bertitel sarjana," pungkasnya. (Asn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar