Senin, 24 Oktober 2016

Kabag Ops Polres Sumedang, Kompol H Setya Widodo, SH
Dari RW menuju Sumedang Satu

Walaupun Setya Widodo belum mengisyaratkan dirinya untuk maju di Pilkada 2018 mendatang, namun pergerakan para relawan yang mengatasnamakan Sambalado (Saya mah balad Widodo, Red), telah menjadi perhatian publik. Hal tersebut juga disambut antusias oleh sebagian warga yang berada di lingkungan orang yang kenal tegas dan disiplin tersebut. Selain mendedikasikan diri sebagai Kabag Ops di Polres Sumedang, Setya Widodo juga dikenal berdedikasi tinggi sebagai ketua RW oleh warga yang berada di lingkungan Dano, RW 11.
Salah seorang tetangga Setya Widodo, yang tak jauh dari rumahnya, Mayor Inf Purnawirawan Sukatmo, mengatakan dirinya dan beberapa tokoh masyarakat lainnya mengapresiasi apa yang dikehendaki oleh masyarakat Sumedang yang menginginkan ketua RW dilingkungannya maju menjadi orang nomor 1 di Sumedang. " Menurut kabar yang sudah beredar, jika pa Widodo itu didorong sebagian masyarakat Sumedang. Nah saya dan para tokoh masyarakat yang ada di lingkungan sini pun ikut mendukung. Saya apresiasi dengan apa yang dikehendaki oleh sebagian masyarakat yang mengatasnamakan Sambalado ini," katanya ketika dikunjungi di kediamannya, Senin (24/10).
Selain itu, orang yang pernah berdinas sebagai pasi intel Kodim 0610 dan pensiun setelah berdinas di Kementrian Pertahanan RI bersama mentri Purnomo Yusgiantoro, pada era SBY tersebut, menyampaikan alasan dirinya mendukung Setya Widodo menjadi Bupati mendatang. " Saya mendukung, karena memang melihat dedikasi dan motivasinya dengan melihat kemajuan Sumedang yang sangat lamban, dan melihat pengalaman berdinas di sumedang yang cukup lama. Terlebih, beliau juga mengenal sumedang dan tahu permasalahannya. Jadi menurut saya ia layak untuk ambil bagian di dalam pengabdiannya diluar kedinasan polri," ujarnya.
Selama jadi ketua RW 11, Setya Widodo dikenal memiliki komitmen dan motivasi yang jelas. Setya Widodo selalu bercerita jika dirinya berkeinginan untuk lebih memajukan dan meningkatkan kondisi lingkungan sekitarnya. Dan hal tersebut dibuktikannya dimasyarakat dengan contoh seperti adanya perbaikan drainase secara swadaya tanpa andalkan dukungan dana pemerintah dan selalu menggalakan kebersihan lingkungan.
" Disini beliau sangat bermasyarakat, mempunyai jiwa rela berkorban untuk kepentingan warga. Contoh, untuk mendukung kegiatan ulang tahun kelurahan berusaha tidak pernah membebani warga. Selain itu, ia juga turut memperjuangkan warga kepada pemerintah untuk mendapatkan pemasangan listrik gratis dan rutilahu. Dan saat ini sedang berencana untuk membangun balai RW," sebut Sukatmo yang juga menjadi ketua paguyuban warga Jawa yang telah menjadi penduduk Kabupaten Sumedang.
Sementara itu, Sukatmo juga mengenang hal-hal yang berkesan tentang Setya Widodo sebagai ketua RW di lingkungannya. " Yang paling berkesan di masyarakat itu, beliau memiliki dedikasi tinggi. Dengan karakter yang tegas, mampu mengayomi masyarakat. Dan kepedulian yang tinggi terhadap kemajuan lingkungan. Oleh karena itu, akan menjadi kebanggaan bagi kami selaku warganya jika memang beliau sukses menjadi bupati Sumedang. Saya percaya, dengan modal baik dilingkungan, insyaalloh akan baik juga dilingkungan yang lebih luas lagi," tuturnya. (Bay)
Ketua DPD PAN Kab Sumedang, Ajat Sudrajat (Kanan)
PAN menilai visi misi kandidat cabup masih belum greget

Kota-Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Sumedang, Ajat Sudrajat, menilai jika beberapa kandidat yang akan melenggang di Pilkada 2018, belum memiliki visi misi yang greget. Ajat menilai semua visi misi dari kandidat yang temui masih terkesan normatif.
" Dari beberapa, anggaplah kandidat yang sudah saya temui, belum ada satupun yang mempunyai visi atau program Sumedang akan seperti apa. Rek dijieun naon? Rek dijadikeun kumaha? Semua terlalu normatif," katanya melalui telepon selullar, Minggu (23/10).
Semua kandidat saat ini, masih terus membahas akan memperbaiki persoalan kebrokbrokan birokrasi, soal penyalahgunaan ijin dll. Sementara hal tersebut dinilainya sebuah lagu lama yang masyarakat pun sudah mengetahuinya. " Tapi tidak ada satu orang pun yang mempunyai konsep atau program strategis terkait Sumedang kedepan. Sumedang itu harus ada reformasi birokrasi, buat pengurusan perijinan satu atap seperti di Jogja dan Surabaya. Hal ini nantinya akan meminimalisir pungli," ujarnya.
Ajat juga menyampaikan, Kabupaten Sumedang saat ini membutuhkan ruang terbuka hijau untuk masyarakat, khususnya untuk anak-anak. " Di Sumedang Kota tidak ada ruang yang ramah buat anak, bahkan kondisi alun-akun sekalipun kan saat ini krodit," sebutnya.
Selain itu, Kabupaten Sumedang yang diketahui memiliki banyak potensi wisata, hingga saat ini masih belum tergali. Padahal, dengan potensi tersebut, jika bisa dimanfaatkan secara maksimal, itu jadi potensi PAD dan Kabupaten Sumedang bisa seperti daerah Batu Malang.
" Saya berharap orang-orang yang mau atau berminat maju di Sumedang satu itu, punya konsep, punya strategi, punya kemauan untuk melakukan perubahan demi Sumedang lebih baik lagi. Banyak PR yang harus dilakukan, Kota sudah kumuh dan semerawut. Harus ada revitalisasi pedagang kaki lima, revitalisasi pasar, terminal dan angkutan umum. Semakin lama, semakin susah untuk dibenahi dan di tertibkan," tuturnya. (Bay)

Lagi, Granat Nanas Ditemukan Warga

KOTA – Granat yang diduga masih aktif kembali ditemukan. Setelah sebelumnya Granat Manggis di Kecamatan Cimalaka yang sempat mengegerkan warga. Kali ini para pekerja proyek jembatan penghubung Rancapurut di Kecamatan Sumedang Utara, dikagetkan dengan ditemukannya sebuah Granat oleh salah seorang pekerjanya, Sabtu (22/10).
Setelah yakin itu adalah Granat, masyarakat yang ada di lingkungan tersebut sempat ramai karena ingin melihat. Tak tanggung-tanggung, kondisi jalan sempat macet karena warga menyemut.
” Iya, tadi sempat jadi tontonan warga disini. Mereka ingin lihat granat asli itu seperti apa. Saya juga sempat megang, dan granat itu sudah keliatan karatan,” kata salah seorang warga Dusun Cisaga Sari, Desa Rancamulya, Kecamatan Sumedang Utara, Adi Digul (36), Sabtu (22/10).
Adi juga menerangkan, konon sepanjang jalur sungai Cipeles sempat dijadikan tempat latihan oleh tentara Belanda pada zaman penjajahan dahulu. “Kalau kata orang dulu sih begitu katanya. Bahkan yang bikin jembatan penghubung itu awalnya Belanda. Ya mungkin saja, masih ada bahan peledak lainnya yang belum ditemukan di sekitaran lokasi proyek ini,” ujar Adi.
Sementara itu, Kapolres Sumedang, AKBP Agus Iman Rifai melalui Kasub Bag Humas, AKP Dadang Rostia, membenarkan pihaknya telah mengamankan alat peledak berupa Granat jenis Nanas.
“Iya, pada hari Sabtu (22/10) kemarin sekitar 07.30 pagi, kami mendapat informasi adanya penemuan sebuah granat di proyek pembangunan jembatan Rancapurut. Granat tersebut pertamakali ditemukan oleh salah seorang pekerja, Aldi Saldi (26),” sebutnya.
AKP Dadang juga menjelaskan, sebelum granat tersebut dibawa oleh Polsek Sumedang Utara, pihak kepolisian sebelumnya memeriksa kondisi Granat Nanas tersebut. “Adapun kondisi granat tersebut dalam keadaan tidak utuh, detonator tidak ada, Pen penarik patah tetapi pen pemicu masih dalam keadaan terkunci. Sehingga anggota Polsek Sumedang Utara membawanya dalam keadaan aman dan terkendali,” tuturnya. (bay)
Kasubag |Humas Polres Sumedang, AKP Dadang Rostia
Marak pencurian, polres sarankan program panic button

Kota-Maraknya curanmor yang terjadi di sejumlah daerah Kabupaten Sumedang, membuat masyarakat geram dan resah. Oleh karena itu, menjadi suatu kewajiban jika kepolisian harus lebih meningkatkan lagi pelayanan keamanan. Tak hanya di kepolisian, masyarakat juga diharapkan agar bisa lebih waspada.
" Kami terus berupaya untuk bisa menekan angka curanmor disini. Tapi itu juga, peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjaga keamanan dilingkungannya," kata Kasub Bag Humas Polres Sumedang, AKP Dadang Rostika, kepada Sumedang Ekspres, Jumat (21/10).
Dalam satu bulan terakhir, tercatat lebih dari lima kasus pencurian yang tersebar di wilayah Kabupaten Sumedang. Dengan demikian, AKP Dadang menghimbau kepada masyarakat agar lebih waspada. " untuk pemilik kendaraan, biasakan simpan kendaraan ditempat yang terang. Kalau bisa, gunakan juga kunci rahasia dan kunci ganda. Kalau sedang berada diluar, titipkan kendaraan dilokasi parkir yang dapat dipercaya," ujarnya.
Selain maraknya pencurian kendaraan bermotor, baru-baru ini juga telah diramaikan dengan adanya pencurian dilingkungan sekolah. Seperti yang terjadi di Pamulihan dan Tomo, beberapa waktu lalu. Dan oleh karena itu, AKP Dadang juga turut menghimbau agar pihak sekolah dapat meningkatkan keamanan, baik dalam hal sarana maupun prasarana.
" Kalau bisa, ruangan TU dan Kepala Sekolah itu menggunakan teralis paten dan alarm. Selain itu, harus ada yang selalu piket pada malam hari untuk berjaga-jaga. Selain ada CCTV, sebaiknya sekolah maupun perusahaan atau object vital (Kecamatan dan Desa), menggunakan program panic button yang terkoordinasi dengan Bagian Oprasional atau Humas Polres Sumedang dan Polsek terdekat. Dengan begitu, akan memaksimalkan tugas polri dilapangan," tuturnya. (Bay)

Selasa, 18 Oktober 2016

Ade Irawan
Ade Irawan masih populer di masyarakat sumedang

Kota-Mantan Bupati Kabupaten Sumedang, Ade Irawan, masih diharapkan oleh sebagian masyarakat Sumedang untuk kembali memimpin Sumedang melalui Pilkada Kabupaten Sumedang Tahun 2017  mendatang. Hal tersebut tampak dari dukungan masyarakat yang disampaikan langsung ke media sosial milik Ade Irawan.
Seperti yang dituturkan oleh salah seorang warga Sumedang asal Situraja, Asep, ia menuturkan keinginannya agar Ade Irawan bisa kembali ke Sumedang dan meneruskan program-programnya untuk memajukan sumedang. Keinginan masyarakat tersebut mencuat setelah beredar foto selfi Ade Irawan bersama Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Foto tersebut seolah mengisyaratkan adanya kedekatan antara AI dengan partai Golkar.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Partai Golkar Kabupaten Sumedang, Yogie Yaman Sentosa, mengatakan jika masuknya AI ke partai Golkar bukan suatu hal yang tidak mungkin. " Kita siap tampung siapa saja yang mau bergabung dengan Golkar, apalagi beliau mantan bupati. Dan itu Terlepas persoalan hukum nya, kita tetap melihat beliau dari sisi pribadi dan kepemimpinanya bagus," katanya ketika dikonfirmasi Sumedang Ekspres, Selasa (18/10).
Namun demikian, hal berbeda disampaikan oleh ketua DPD PAN Kabupaten Sumedang, Ajat Sudrajat. Ia menilai jika hanya sebatas komentar di Facebook itu belum bisa menaikan elektabilitas. " Untuk Sumedang sih analisa saya pengaruh Medsos nggak sampe 10℅ kaitannya dengan Pilkada. Simpati di Medsos juga tidak mencerminkan elektabilitas. Saya riset kecil-kecilan aja dan lakukan analisa dasar. 70% teman di FB DPD PAN itu orang Sumedang. Nah dari 70℅ itu, pengguna medsos aktif paling hanya 20℅ nya," ujarnya.
Ajat juga melihat, Ade Irawan saat ini kemungkinan baru melakukan pengujian popularitasnya melalui medsos. " Analisa saya sih Pak Ade lagi test in the water aja, menguji popularitas nya sekaligus menunjukan ke "lawan politik" nya kalau saya tidak diam dan saya masih ada tetap berjuang. Ingat, kasus pak Ade itu agak kental nuansa politis nya," tuturnya.
Hingga berita ini diturunkan, Sumeks belum berhasil menghubungi Ade Irawan. (Bay)
Illustrasi

SLB pamulihan disatroni maling, R2 di Cimalaka juga diembat

Sumedang- Sekolah Luar Biasa (SLB) Kosera Putra, baru saja mengalami kemalingan yang diduga dilakukan oleh sekawanan pencuri.
Komplotan pencuri tersebut, berhasil menggasak beberapa barang berharga milik SLB yang berada di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan. Namun demikian, kasus tersebut dapat diketahui ketika petugas sekolah hendak membuka sekolah, serta ruangan kelas yang kedapatan beberapa ruangan sudah dalam kondisi berantakan.
Kepala Sekolah SLB Kosera Putra, Sunarya, melalui salah satu guru Rukmana, membenarkan adanya kejadian tersebut.  " Kami terkejut dengan ditemukannya perlengkapan pembelajaran yang berantakan. Serta beberapa barang elektronik yang hilang juga sepertinya dibawa oleh pencuri. Adapun barang yang hilang itu adalah seperangkat Komputer, dan mesin Blander," katanya, Senin (17/10).
Rukmana juga mengatakan, pencuri yang masuk melalui jendela belakang tersebut, diperkirakan dilakukan lebih dari satu orang.

"Pencuri berhasil masuk lewat belakang menaiki benteng, karena pada saat diketahui pintu masuk yang ada didepan tidak mengalami rusak. Akibat dari kejadian tersebut, proses kegiatan belajar mengajar saat ini menjadi terhambat, terlebih banyak file-file penting didalam komputer sekolah tersebut," ujarnya.
Di tempat terpisah, terjadi juga aksi pencurian kendaraan roda dua yang menimpa salah seorang warga Dusun Citepus, Rt 02 Rw 02, Desa Nyalindung, Kecamatan Cimalaka. Akibat kejadian tersebut, korban harus rela kehilangan motor miliknya, Vario dengan nopol Z 1326 CB.
" Jadi, setau saya motor tersebut disimpan di Garasi. Tapi si pelaku ini merusak kunci pintu garasi korban lalu masuk untuk mencuri motor korban," kata salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya. (Bay)
illustrasi
Karena menghamili anak Gadis, seorang supir ditangkap polisi

Sumedang-Akibat sex bebas, salah seorang remaja putri asal Dusun Cuklik, Rt 02 Rw 02, Desa Sawahdadap, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, harus menanggung malu karena hamil diluar nikah. Salah seorang warga yang enggan dikoran kan namanya, membenarkan jika ada hal tersebut yang menimpa warga di daerahnya. Bahkan isu tersebut sempat beredar dari mulut ke mulut.
" Iya benar, kemarin ada kabar katanya si laki-lakinya ditangkap polisi. Tapi bukan orang sini, katanya orang Tasik. Kasian korbannya masih muda," katanya kepada Sumedang Ekspres, Senin (17/10).
Mengenai hal tersebut, Kapolres Sumedang AKBP Agus Iman Rifai melalui Kasub Bag Humas, AKP Dadang Rostika membenarkan adanya tindakan pencabulan tersebut. Korban, sebut saja Mawar, yang merupakan seorang pelajar tersebut, telah berkali-kali disetubuhi oleh pelaku AM (24) alias Rait, yang diketahui berprofesi sebagai seorang supir. " Berdasarkan pernyataan pelaku, korban telah disetubuhinya sebanyak 6 kali. Dan kini, kondisi korban sedang mengandung anak dari pelaku dengan usia kandungan 9 bulan," ujarnya.
Akibat kejadian tersebut, pelaku yang diduga merupakan kekasih korban tersebut, saat ini sudah ditangkap oleh polisi. Dan pelaku dinyatakan melanggar pasal 81 ayat (2) undang-undang RI nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2002. " Pelaku sudah berhasil kita tangkap, dan saat ini kami sedang menindak lanjuti kasus tersebut," sebutnya. (Bay)
Sekretaris komisi A DPRD Kabupaten Sumedang, Ermi Triadji 
Komisi A dorong program Jokowi untuk berantas Pungli di lingkungan Pemda Sumedang

Kota-Komisi A DPRD Kabupaten Sumedang, menekankan terhadap pemerintah daerah  agar melakukan program dari presiden Joko Widodo untuk memberantas pungutan liar. Hal tersebut mengacu banyaknya indikasi terjadi pungutan liar di sejumlah institusi yang bergerak dalam bidang pelayanan.
Sekretaris komisi A DPRD Kabupaten Sumedang, Ermi Triadji, meminta agar Bupati Sumedang, Eka Setiawan bisa bertindak tegas untuk memberantas Pungli yang terjadi di lingkungan pemerintahan Sumedang.” Program Pak Jokowi dalam memberantas pungli ini patut diapresiasi dan disosialisasikan juga ke daerah. Oleh karena itu Bupati harus bisa menindaklanjuti program tersebut di Sumedang,” katanya kepada Sumedang Ekspres, Minggu (16/10).
Ermi juga menerangkan, ada beberapa hal yang saat ini harus dilakukan oleh bupati Sumedang, Eka Setiawan dalam pemberantasan pungli di lingkungan kerjanya.” Itu ada beberapa hal yang harus segera pak Eka lakukan. Diantaranya Mengkonsolidasikan aparatnya dengan menegaskan kembali program presiden jokowi tersebut dalam konteks Sumedang, Mensosialisasikan kepada masyarakat gerakan tersebut dan menginformasikan pelayanan publik apa saja yang berbayar dan tidak berbayar,lalu buat line atau posko pengaduan atau konsultasi tentang layanan publik jika ada masyarakat yang terkena pungli atau sekedar bertanya perihal pelayanan public,” ujarnya.
Selain itu, Ermi juga menilai, pentingnya pemberantasan pungli tersebut mengacu kepada kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dari pemerintahan. Sehingga diharapkan tidak adanya gangguan terhadap iklim investasi di Kabupaten Sumedang. “ Dengan adanya gerakan pemberantasan pungutan liar ini, itu bisa memperbaiki kualitas pelayanan public. Dan itu sampai ke daerah efeknya, dan menghindarkan kita semua dari praktek-praktek KKN juga. Lebih luasnya, imbasnya tentu akan positif, baik kepuasan masyarakat akan pelayanan pemerintah maupun kondusifnya iklim investasi di Sumedang,” sebutnya.
Sementara itu, anggota komisi A lainnya, Jajang Heryana mengatakan, potensi terbesar untuk terjadinya pungli berada di lingkungan Dinas perhubungan dan Perijinan. Hal tersebut terlihat dari masih banyaknya pelanggaran Pergub yang mengatur kendaraan bertonase tinggi melintas di wilayah Sumedang. Bahkan, dilingkungan dinas perizinan juga masih disinyalir terjadi pungli pada bidang perizinan.
“ Angkutan kendaraan besar dengan tonase melebihi keharusan jalan, itu kan sudah ada pada Pergub nomor 22 tahun 2010 , menerangkan tentang angkutan berat yang melewati jalur Sumedang-Bandung, serta untuk penyelamatan Cadas Pangeran yang boleh lewat itu muatan sumbu terberatnya (mst) tidak boleh lebih dari 8 ton. Dan sejauh ini, pihak Dishub maupun Kepolisian tidak merespon atau menegakkan Pergub tersebut. Dan dampak dari lalu lalangnya kendaraaan yang melebihi tonase sangat kelihatan oleh mata kita semua seperti jalan rusak bergelombang dan berlobang,” bebernya.
Jajang juga membeberkan, beberpa pungutan liar yang riskan terjadi di lingkungan dinas perizinan perlu juga untuk disoroti oleh pemerintah daerah. “ Kita juga tidak bisa menutup mata, disinyalir banyak juga pungli yang terjadi pada bidang perijinan. Seperti beberapa galian C, misalnya izin eksploitasi batuan di sepanjang sungai Cilutung dan Cipeles. Selain itu perijinan pembangunan  perumahan dan perijinan beberapa Mini Market juga masih banyak yang tidak sesuai dengan Perda perlindungan pasar Tradisional,” tuturnya menambahkan. (Bay)


Dua Bocah temukan Granat Manggis

Kota-Masyarakat Dusun Warung Toge, Rt 01 Rw 05, Desa Cibeureum Kulon, Kecamatan Cimalaka, digegerkan dengan ditemukannya Granat aktif jenis Manggis di halaman belakang sebuah mushola. Awal mula ditemukan alat peledak tersebut, oleh seorang pelajar, Iman Ali Saefudin (11) dan Toyib Abdurrahman (11), ketika sedang bermain di sekitaran lokasi tempat ditemukannya granat tersebut.
" Pas lagi main saya melihat ada barang yang aneh. Lalu saya kasih tau ke iman, dan dilihat sama kami ternyata itu Granat," katanya kepada Sumedang Ekspres, Minggu (16/10).
Karena ada rasa takut juga, granat yang ditemukan kedua bocah tersebut pada Minggu (16/10) pagi, diserahkan kepada anggota Linmas Desa Cibeureum Kulon, Karna (69). " Iya, kami langsung serahkan granat itu ke pa Karna," ujar Toyib.
Setelah Karna menerima Granat tersebut, ia langsung memberikannya kepada pihak berwajib di Polsek Cimalaka. Yang selanjutnya dibawa ke Polres Sumedang.
Ketika dikonfirmasi Sumeks, Kapolres Sumedang, AKBP Agus Iman Rifai, melalui Kasub Bag Humas, AKP Dadang Rostika, membenarkan adanya penemuan granat jenis mangga tersebut. Dan saat ini benda tersebut sudah berada tangan polres sumedang.
" Iya benar, kami telah menerima laporan itu, dan langsung amankan lokasi penemuan. Untuk sementara granat tersebut akan diurai dan dipisahkan antara granat dengan proyektilnya. Itu kita lakukan untuk keamanan, kalau ternyata granat itu tidak berfungsi, maka kemungkinan akan dimusnahkan," tutur AKP Dadang. (Bay)
Anggota komisi II DPRD Provinsi Jawabarat, Agus Weliyanto,
Jembatan timbang riskan terjadi pungli

Kota-Upaya pemberantasan Pungli oleh kepolisian RI yang terjadi di Jakarta baru-baru ini disambut antusias oleh seluruh masyarakat Indonesia di sejumlah daerah, tanpa kecuali di Kabupaten Sumedang. Adapun sejumlah warga yang meminta kepolisian di Kabupaten Sumedang, agar Kabupaten Sumedang bebas pungli.
" Saya setuju dengan Kapolri, pungli itu harus dihilangkan. Saat ini, masih banyak instansi-instansi yang sering melakukan pungli. Dan itu harus bisa di hentikan oleh kepolisian seperti yang ada di Jakarta," kata salah seorang warga asal panyingkiran, yang enggan dikorankan namanya.
Selain itu, menanggapi hal tersebut, Anggota komisi II DPRD Provinsi Jawabarat, Agus Weliyanto, mengatakan jika pungli bisa berada di bidang manapun, tak terkecuali di lingkungan politisi. " dimana saja bisa terjadi pungli. Termasuk di lingkungan pemerintahan ataupun di DPRD. Misalnya, jika ada politisi yang meminta jatah proyek, itu juga bisa dikatakan pungli," katanya kepada Sumedang Ekspres, baru-baru ini.
Namun, ada beberapa titik lain yang menurut Agus lebih riskan terjadi pungli. Salah satunya adalah pada jembatan timbang. " tidak hanya itu, oknum-oknum juga kemungkinan ada.di wilayah dinas perhubungan, seperti di.Jembatan Timbang," ujarnya. (Bay)
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi
menyerahkan bendera kebanggaan partai kepada
ketua DPD Partai Golkar Kab Sumedang,
Sidik Jafar sebagai tanda telah resmi dilantik
Demul lantik pengurus Golkar periode 2016-2020

KOTA - Kepengurusan DPD Partai Golkar Kabupaten Sumedang periode 2016-2020 akhirnya resmi dilantik. Pelantikan tersebut secara langsung dilakukan oleh ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di kediaman Devina dan Devani yang berada di Dusun Panyirapan, Desa Mekarjaya, Kecamatan Sumedang Utara, Kamis (13/10) sore.
Dalam kesempatan itu, Dedi menyebut partai Golkar harus hadir di masyarakat dan menjadi penolong bagi masyarakat serta harus bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.
Alasan melantik pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Sumedang dengan sangat sederhana tanpa ada gedung ataupun acara hiburan yang meriah adalah bukan karena partai Golkar tidak mampu. Namun Ia ingin memberikan contoh kepada pengurus bahwa tidak harus selamanya selalu mewah.
Disini, kata Dedi ada keluarga pasangan suami istri Heni dan Hendi yang mempunyai anak berbeda dengan yang lain. Mereka perlu dukungan karena dipastikan kebingungan untuk menghadapi kehidupan.
"Saat ini ada masyarakat yang sangat membutuhkan pertolongan, dan atas nama pribadi serta lembaga kita menjamin untuk semua biaya mulai dari biaya kebutuhan perbulan keluarga serta semua biaya untuk pengobatan," katanya.
Usai melaksanakan pelantikan, Ketua DPD Partai Golkar Jabar beserta para pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Sumedang melayat kedua anak kembar siam tersebut di RSUD Sumedang. (Bay)

Rabu, 12 Oktober 2016

Ketua DPD Partai Golkar Jawa barat, Dedi Mulyadi, tengah asik mengobrol
bersama kompol Setya Widodo
Golkar dekati empat figur

Kota-Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan jika Kabupaten Sumedang membutuhkan pemimpin yang tegas dan mencintai Sumedang, terutama terhadap lingkungan. " Pemimpin itu harus sayang terhadap rakyatnya, harus bisa bikin bahagia rakyatnya dan harus bisa mencintai lingkungan. Jangan ada pembiaran terhadap peruksakan lingkungan," katanya, selepas mengikuti acara seni budaya di lapangan sepak bola Desa Haur Gombong, Kecamatan Pamulihan, Selasa (11/10) malam.

Dedi juga berharap, pemimpin kedepan harus bisa tegas dalam menata lingkungan di Kabupaten Sumedang yang terkenal indah dengan alamnya. " Ya pemimpin itu harus bisa tegas. Jangan dibiarkan perusakan lingkungan itu. Sumedang itu harus bisa di tata dengan baik sesuai dengan sesuai dengan culture disini," ujarnya.

Sementara itu, berhubungan dengan pilkada 2018, dalam mencari seorang figur untuk diusung menjadi kepala daerah nanti, Dedi Mulyadi, meminta untuk dipertemukan dengan beberapa nama yang masuk kedalam kriteria Golkar. Adapun nama yang saat ini masuk dalam kriteria Golkar adalah Zaenal Alimin, Eka Setiawan dan Erwan Setiawan. " Kemarin pa Dedi memang sudah bertemu dengan Zaenal Alimin di lokasi pengungsian GOR tadjimalela. Dan itu bukan hanya ZA saja, melainkan yang masuk kriteria Golkar saat ini itu ada pa Eka dan juga Erwan," ujar Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Sumedang, Yogie Yaman Sentosa.

Selain dari ke tiga nama tersebut, secara mengejutkan, muncul satu nama lagi yang sama sekali tidak diduga-duga. Ia adalah Kompol Setya Widodo yang kini terus didorong oleh para relawan yang mengaku atas nama Sambalado (Saya Mah Balad Widodo). Dengan keakraban antara Setya Widodo bersama Dedi dan pengurus DPD Partai Golkar Provinsi dan Kabupaten, seolah mengisyaratkan adanya dukungan dari partai berlambang pohon beringin tersebut terhadap perwira polisi yang dikenal tegas di Polres Sumedang. " Ya kami sebenarnya memang sudah mengundang yang lainny juga, tapi yang hadir cuma pa Widodo. Dia juga kan di acara tersebut sekaligus mengkoordinir pengamanan acara," sebut Yogie.

Dengan sejumlah nama yang dikenal memiliki popularitas gemilang tersebut, Yogie mengatakan, masih tidak menutup kemungkinan untuk melakukan koalisi dengan partai lain. Hal itu bercermin dari kekalahan partai Golkar di pilkada sebelumnya. " Koalisi ya mungkin saja, karena kemarin tanpa koalisi kita kalah. Tapi untuk para bakal calon, kami tetap melakukan survey. Karena metode resmi kami dari partai Golkar yaitu Survei," tutur Yogie. (Bay)

Selasa, 11 Oktober 2016

Golkar dekati Tiga figur kuat

Ketua DPD Partai Golkar Kab Sunedang, Sidik Jafar,
didampingi Sekretaria DPD partai Golkar,Yogie Y Sentosa,
bersama Kabag Ops Polres Sumedang, Kompol Setya Widodo
Kota-Untuk menyambut pilkada 2018 mendatang, Partai Golkar sebetulnya akan mampu bertarung tanpa harus berkoalisi dengan partai lainnya. Hal tersebut disampaikan oleh ketua Masyarakat Peduli Sumedang, Toni S Liman. " Optimis untuk tidak berkoalisi pasti, namun tetap untuk figur akan melihat siapa yang "pimenangeun" dengan melalui penjaringan, serta seleksi yang ketat. Itu baik dari internal maupun eksternal partai," katanya, Selasa (11/10).

Namun demikian, dengan krisis figur yang dimiliki oleh partai Golkar, Toni meyakini jika saat ini Golkar akan melakukan upaya untuk mencari sosok figur yang tepat.  " Wajar jika memang dikabrkan seorang kang Dedi mencari seorang pituin untuk Golkar. Khususnya mencari yang memiliki budaya dan karakter kuat," ujarToni.

Sementara itu, dalam mencari seorang figur untuk diusung menjadi kepala daerah nanti, Ketua DPD partai Golkar provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meminta untuk dipertemukan dengan beberapa nama yang masuk kedalam kriteria Golkar. Adapun nama yang saat ini masuk dalam kriteria Golkar adalah Zaenal Alimin, Eka Setiawan dan Erwan Setiawan.

" Kemarin pa Dedi memang sudah bertemu dengan Zaenal Alimin di lokasi pengungsian GOR tadjimalela. Dan itu bukan hanya ZA saja, melainkan yang masuk kriteria Golkar saat ini itu ada pa Eka dan juga Erwan," kata Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Sumedang, Yogie Yaman Sentosa, Selasa (11/10).

Dengan sejumlah nama yang dikenal memiliki popularitas gemilang tersebut, Yogie mengatakan, masih tidak menutup kemungkinan untuk melakukan koalisi dengan partai lain. Hal itu bercermin dari kekalahan partai Golkar di pilkada sebelumnya.

" Koalisi ya mungkin saja, karena kemarin tanpa koalisi kita kalah. Tapi untuk para bakal calon, kami tetap melakukan survey. Karena metode resmi kami dari partai Golkar yaitu Survei," tutur Yogie. (Bay)

Senin, 10 Oktober 2016

Tukang gorengan di sekitar kantor Sekretariat DPRD Sumedang
tengah melayani pembeli menggunakan bungkus gorengan
kertas bertuliskan Sambalado.
Relawan Sambalado Ajak Warga Sumedang untuk Kurangi Produksi Sampah Plastik

KEBERADAAN sampah plastik sangat berbahaya. Selain dari sisi estetika tidak bagus, sampah plastik juga sulit terurai.
Bila dibakar, sampah plastik akan menimbulkan dioksin, sedangkan bila dikubur membutuhkan waktu degradasi yang sangat lama.
Oleh karenanya, sampah plastik ini menimbulkan permasalahan bagi lingkungan dan menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan. Untuk mengurangi volume sampah plasik, sejumlah pemuda yang tergabung dalam relawan Sambalado (Saya Mah Balad Widodo) Sumedang mengajak masyarakat Sumedang, melalui pedagang gorengan di seluruh wilayah Sumedang agar mengurangi penggunaan bungkus gorengan dari bungkus plastik ke bungkus kertas yang lebih ramah lingkungan.
"Dengan langkah kecil yang kami lakukan, berupa pemberian bungkus gorengan berbahan kertas kepada seluruh tukang gorengan di Sumedang secara cuma-cuma/gratis ini kami mencoba untuk mengedukasi warga Sumedang agar mengurangi produksi sampah plastik," ujar Ketua Relawan Sambaldo Sumedang, M Rizkiandi, 35, ditemui Sumedang Ekspres saat membagikan bungkus gorengan bertuliskan Sambaldo kepada sejumlah tukang gorengan di sekitar Alun-alun Kabupaten Sumedang kemarin (10/10).
Dengan langkah kecil yang dilakukan relawan Sambalado Sumedang ini, dia berharap, ke depan warga Sumedang bisa mengurangi penggunaan plastik sehingga dapat memperpanjang umur Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cimalaka, Sumedang.
"Seperti diketahui bersama sampah di TPSA Sumedang di kaki Gunung Tampomas, tepatnya di wilayah Cimalaka itu sudah sangat menggunung. Kami khawatir, tumpukan sampah yang menggunung di TPSA ini menjadi permasalahan lingkungan yang serius. Dengan mengurangi penggunaan sampah plastik, minimal dapat memperpanjang umur TPSA di Sumedang ini," tuturnya.
Dia menambahkan, relawan Sambalado merupakan wadah berkumpulnya para simpatisan Kabag Ops Polres Sumedang Kompol Setya Widodo.
Sementara, salah seorang tukang gorengan Gugun (25) mengaku terbantu dengan adanya pemberian gratis berupa bungkus gorengan kertas Sambalado dari relawan Sambalado.
"Dengan adanya pemberian bungkus gorengan ini tentunya juga mengurangi ongkos produksi, karena kami tidak harus membeli plastik/keresek. Harapan kami pemberian bungkus gorengan ini kontinyu dilakukan. Selain itu, walau hanya tukang gorengan kami bisa membantu dan turut menjaga lingkungan dengan mengurangi produksi sampah plastik di Sumedang," katanya. (Bay)
ZA memungkinkan dipinang dua partai raksasa
Kota-Dalam menjelang Pilkada 2018 mendatang, Partai Golkar dan PDIP sudah tercatat menjadi partai primadona yang bisa melenggang tanpa harus koalisi. Terkait hal tersebut, kedua partai tersebut tetap harus mencari bakal calon yang memiliki popularitas tinggi guna memuluskan untuk memenangkan pilkada. Dari sejumlah sosok yang di gadang-gadang akan maju di pilkada 2018 nanti,  yang santer terdengar saat ini memiliki popularitas tinggi adalah Zaenal Alimin.
Dengan popularitasnya yang tinggi saat ini, sangat memungkinkan baginya untuk dipinang kedua partai besar tersebut. " Memang harus di perhitungkan. Karena ZA memiliki karakter kuat sebagai pituin Sumedang, dibanding dengan beberapa nama tokoh ataupun nama-nama yang rencana akan tampil di 2018 nanti," kata ketua Masyarakat Peduli Sumedang (MPS), Toni S Liman, kepada Sumedang Ekspres, Senin (10/10).
Namun demikian, Toni berpendapat, jika hal tersebut tetap kembali lagi bagaimana  ZA memanage nama, serta massa yang mulai simpati kepadanya. " Selain itu, kalau memang benar ZA akan bertarung di 2018 nanti, juga harus sadar diri jangan sampai ' ZA Effect ' justru kembalikan rating elektabilitas yang selama ini terjaga. Yaitu tentang kondusifitas di birokrat, tokoh-tokoh dan pimpinan partai, pemetaan dengan benar masyarakat yang pro dan kontra," ujar Toni.
Sementara itu, dari kedua partai besar tersebut, ia memprediksikan jika PDIP yang berpeluang besar menggandeng ZA. " Diantara 2 partai tersebut, diprediksi yang akan agresif menggandeng ZA kemungkinan PDI P. Alasannya karena fleksibelitas ZA yang memungkinkan untuk mau menjadi Sumedang dua," sebutnya.
Toni juga menjelaskan, jika ia berani berpendapat demikian dikarenkan melihat karir dan kekuatan ZA sendiri yang saat ini dimilikinya.
" Ya menurut saya alasannya, karena kalau melihat dari sisi karir sangat pas di Sumedang dua untuk melanjutkan pembinaan di birokrat. Dan keuntungan di PDIP juga  ada, seperti melihat konstilasi politik di pusat (DKI). Selain menambah kekuatan PDIP, massa real dari ZA juga patut diperhitungkan," tuturnya. (Bay)

Sabtu, 08 Oktober 2016

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sumedang,
Dadang Romansah
Dishub dan Kepolisian harus tegas batasi truk muatan besar

KOTA-Jalan amblas yang terjadi beberapa waktu lalu di jalur Cirebon-Bandung, harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Selain segera melakukan pengkajian, pemerintah juga harus segera bertindak untuk membatasi kendaraan besar yang melewati jalur tersebut. Hal itu sudah tercantum dalam Pergub Nomor 22 tahun 2010.

" Itu ada Pergubnya yang menerangkan tentang angkutan berat yang melewati jalur Sumedang-Bandung, serta untuk penyelamatan Cadas Pangeran. itu angkutan berat yang boleh lewat itu muatan sumbu terberatnya (mst) tidak boleh lebih dari 8 ton. Nah ini berarti seharusnya dari Kadipaten ini sudah diatur," kata ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sumedang, Dadang Romansah, (8/10).

Dengan adanya aturan yang menegaskan jika kendaraan yang boleh melintas di jalur cadas pangeran yaitu kendaraan angkutan barang dengan muatan sumbu terberat (mst) paling tinggi 8 ton, akan menjadi tugas dari pihak Dinas Perhubungan dan Kepolisian.

" Dengan adanya aturan seperti itu, berarti yang paling berperan itu ya di jembatan timbang nya. Itu akan menjadi tanggung jawab Dishub dan kepolisian. Dengan melihat jalan seperti ini, mereka harus ambil sikap tegas sesuai dengan Pergub ini," ujar Dadang.

Sementara itu, terkait kondisi fisik jalan, Dadang mendorong agar pemerintah bisa berupaya untuk mengkaji kondisi jalan. Bahkan, untuk memperbaiki jalur tersebut, harus ada pengkajin litologi tanah yang hingga kini terbilang labil. " Untuk jalur itu harus sesegera mungkin dilakukan kajian teknis, sehingga nanti ada jaminan jika jalan tidak akan amblas lagi. Dan idealnya harus ada uji Geotek, jadi nanti bisa menemukan metode yang tepat untuk membangun jalan di jalur tersebut yang sesuai dengan kondisi tanah disana. Dan itu saya yakin pemerintah pasti bisa. Itu sesuatu yang tidak bisa dihindari, kita harus cepat menanggulangi itu," tuturnya. (Bay)
Irwansyah ajak amankan amanah partai

Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sumedang, Irwansyah Putra,
usai menghadiri Konferensi Repdem Cabang I Kab Sumedang

KOTA-Dalam Konferensi Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Cabang I Kabupaten Sumedang, yang digelar di Gedung Koprasi Guru Sumedang (KGS), pada Sabtu (8/10), Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaen Sumedang, Irwansyah Putra, berpesan untuk berjuang tanpa pamrih. Hal tersebut dikatakannya karena sesuai dengan motto para kader PDI Perjuangan, yaitu ' Biar Gepeng Asal Banteng'.

" Saya berharap, rekan-rekan ini kalau berjuang harus tanpa pamrih. Karena apapun yang kita kerjakan semuanya untuk kepentingan warga masyarakat yang ada di lingkungan kita, umumnya di Kabupten Sumedang," kata Irwansyah, dalam sambutannya, Sabtu (8/10).

Irwansyah juga menegaskan, agar seluruh keluarga besar PDI Perjuangan yang ada di Kabupaten Sumedang dapat menjalankan amanah yang disampaikan oleh pusat. "Pusat itu memberikan amanah kepada kita, yaitu, ' Saya tidak akan pernah mementingkan diri sendiri di atas kepentingan kelompok, Saya tidak akan pernah mementingkan kepentingan kelompok di atas kepentingan partai, dan saya tidak akan pernah mementingkan kepentingan partai diatas kepentingan bangsa dan negara'. Jadi kepentingan bangsa dan negara ini di atas segala-galanya nya. Nah, ini amanah induk organisasi yang harus kita amankan secara bersama-sama, baik dari tingkat teratas hingga ke tingkat yang terbawah," ujarnya.

Selain itu, dalam menghadapi proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)  yang akan dilaksanakan dibeberapa daerah seperti di pulau jawa dan lainnya, akan menjadi catatan tersendiri bagi masyarakat dalam menentukan suaranya.Oleh karena itu, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Provinsi Jawa Barat, Diah Pitaloka, menginginkan adanya pembelajaran politik terhadap para anggota Repdem Kabupaten Sumedang.

“Nuansa politik jelang pilkada saat ini sudah terasa, apalagi akan bersamaan dengan Pemilihan Gubernur Jawa barat. Namun, disisi lain ini harus bisa menjadi sebuah pendidikan politik bagi masyarakat pada umumnya," sebut Diah.

Diah juga mengatakan, dengan terbentuknya kepengurusan Repdem yang baru di sumedang dan merupakan organisasi sayap dibawah Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan diharapkan akan menjadi organisasi yang memberikan nuansa positif bagi PDIP.

“Selain itu, tantangan bagi sayap partai adalah tak hanya memobilisasi masyarakat. Namun, Public Owernes (Kesadaran masyarakat) dalam berpolitik itu perlu disosialisasikan," tuturnya. (Bay)

Jumat, 07 Oktober 2016


Salah seorang karyawati Toko Brownis Amanda menunjukan produk andalannya
Lezatnya Cheese Cream Brownis Amanda jadi Favorit

JATINANGOR- Sebagai penyandang kawasan pendidikan, sudah barang tentu kecamatan  yang berada di ujung barat Kabupaten Sumedang ini dibanjiri mahasiswa dari berbagai pelosok Nusantara yang tersebar di sejumlah perguruan tinggi ternama.

Keadaan tersebut dipandang  pengusaha   sebagai peluang bisnis yang cukup  menjanjikan. Tak heran jika di sepanjang ruas jalan yang membelah kawasan  tersebut berderet sejmlah toko kue dan makanan .

    Salah satunya,  Toko  Brownis Amanda yang sudah setahun bertengger di Jalan Raya Jatinangor Nomer 422 B ini,  menawarkan berbagai brownis  yang lezat, halal dan pastinya terjangkau.

" Untuk memenuhi permintaan pelanggan, kami menyediakan berbagai macam brownis diantaranya Original, chese cream, blue berry, tiramisu , sarikaya pandan, banana bizz , green marber, dan lain-lain," kata Ali Saeful Arifin, administrasi outlet Amanda kepada Sumeks, belum lama ini

Dari sekian banyak jenis produk Amanda, kata Ali, Brownis Original paling banyak dicari pasalnya   memiliki tekstur lebih  lembut dan empuk.

" Chese cream pun termasuk salah satu yang digemari , karena bagian atasnya seratus  persen terbuat dari  keju," katanya.

Bahkan, lanjut Ali ,  sarikaya pandan  yang memiliki tekstur lebih  legit ini , sering ditanyakan para  pelanggannya yang didominasi oleh  mahasiswa .

Ia mengaku, setiap harinya tidak kurang dari lima puluh box brownis  laku terjual. " Apalagi kalau libur panjang bisa mencapai seratus box,  " katanya.

Selain beragam brownis,   toko yang bersebelahan dengan kantor kecamatan itu pun menyediakan cemilan . "  Ada keripik pisang, kripik kentang, dan sus krim, " terang  Ali.

Andini, mahasiswi asal Bekasi mengaku , toko brownis Amanda menjadi tempat favourite nya dalam belanja brwonis. " Tiap kali mau pulang ke Bekasi, pasti saya mampir dulu  ke sini , untuk sekedar  membeli oleh-oleh buat mama di rumah," katanya. (Asnur)
Program Menarik Rabbani di Hari Batik Nasional

Salah seorang Karyawan Rabbani Cabang Sumedang menunjukan Produk andalan Rabbani
KOTA- Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober lalu dijadikan momentum bagi Toko Kerudung Rabbani untuk memberikan fasilitas diskon bagi pengunjung yang memakai busana batik.

SPV Rabbani Bunker Sumedang, Imas siti nurjanah mengatakan, program  diskon   diberlakukan pada  hari ini, jum at (7/10) , pasalnya hari Jum at penggunaan pakaian batik banyak  dikenakan terutama sejumlah  instansi pemerintah  .

"  Bagi pengunjung yang mengenakan pakaian batik , khusus hari ini kita kasih potongan harga sebanyak 25 persen untuk semua item," katanya.

Dikatakannya, program 25 persen ini merupakan program pusat dalam memperingati hari nasional.
" Bahkan pada momen lain pun  kita selalu adakan program diskon," terangnya.

Imas menambahkan, Rabbani bukan hanya saja memproduksi kerudung, melainkan seluruh  perlengkapan busana mulai dari anak-anak hingga dewasa.    " Termasuk  baju koko dan  mukena ," katanya.

Dikatakan imas, Baju Kemeja  Koko ( Kemko ) Rabbani merupakan baju koko kedua setelah pakaian batik.
" Artinya baju koko buatan Rabbani bukan hanya pakaian untuk sholat saja, tapi  sudah banyak dikenakan pada acara-acara formal," katanya.

Karena Kemko Rabbani, lanjut Imas , memiliki model yang moderen, meskipun baju taqwa namun lebih condong ke kemeja yang modis.   " Tidak jarang mereka kenekan pada saat acara rapat atau acara resmi lainnya," terangnya. (Asnur)
Kepala Sekolah SD Pasanggrahan 1, Nunung Kuswati
salah seorang anggota PGRI yang menjadi korban Longsor
Anggota PGRI yang jadi korban Bencana Longsor alami trauma 

KOTA-Korban bencana dari anggota PGRI hingga hari ini bertambah menjadi 24 korban. Sebelumnya, yang tercatat dan telah dilaporkan ke PGRI pusat baru mencapai 22 korban. Dari 24 korban bencana tersebut, 2 diantaranya mengalami kerusakan parah pada kediamannya. Sementara sisanya hanya terkena dampak.

" Besok sekretaris PGRI akan diutus rapat ke provinsi untuk membahas masalah tersebut. Nanti akan didampingi oleh perwakilan dari PGRI kecamatan Sumedang Selatan yang kebetulan ada diwilayah bencana," kata Ketua PGRI Kabupaten Sumedang, Dedi Suhayat, Jumat (7/10)

Sementara itu, anggota PGRI Kabupaten Sumedang yang menjadi korban bencana longsor, Nunung Kuswati (55) yang juga seorang Kepala Sekolah SD Pasanggrahan 1, menuturkan, belum
adanya perhatian dari pemerintah Kabupaten Sumedang.

" Dari pemerintah belum ada pembicaraan apa-apa. Sementara untuk mengajar ya tetap harus berjalan. itu makanya para korban yang merupakan rekan kita  harus ngungsi ke keluarga bahkan hingga ada yang ngontrak. Itu karena memang tugasnya harus tetap mengajar," ujarnya.

Oleh karena itu, memperhatikan anak didiknya merupakan salah satu alasan dari Nunung untuk tidak ikut mengungsi.
" Saya tidak ikut ngungsi, sekarang saya tidur  dirumah sodara yang ada di didekat rumah saya dan terbilang aman," kata Nunung.

Nunung juga membeberkan sejumlah kerusakan yang ada dirumahnya. " Keruksakan ada di bagian belakang, dan lantai juga sudah terkelupas, bahkan sampai kelihatan menjorok ke atas sekitar 20 cm. Selain itu, benteng rumah juga retak-retak," sebutnya.

Hingga saat ini Nunung dan para korban lainnya merasa trauma untuk menempati tempat tinggalnya. Dikarenakan khawatir akan terjadi lagi longsor. Selain itu, ia juga berharap mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat.

" Saat ini saya trauma untuk tinggal dirumah. Saya, kalau dirumah jadi tidak tenang, apalagi tinggal sama suami saja. Saya berharap sama dengan yang lainnya, ingin direlokasi. Tapi kan kita juga nunggu kabar dari hasil pengujian dulu, kalau tidak layak ya pindah saja," tuturnya. (Bay)
Jalur Cirebon-Bandung yang ada di Kecamatan Tomo
Terputus akibat kondisi tanah yang labil

Jalan Amblas, 5000 Pelanggan PDAM tak terairi

KOTA-Imbas jalan amblas yang terjadi di jalur nasional Cirebon-Bandung, tepatnya di Blok Cireki, Desa Bugel, Kecamatan Tomo, dapat dirasakan juga oleh para pengguna air PDAM. Sekitar 5000 lebih pelanggan yang ada di dua Kecamatan, yakni Tomo dan Ujungjaya, terpaksa tidak bisa menggunakan air bersih tersebut.

Kepala Teknisi Lapangan PDAM Kecamatan Tomo, Djudju Kusmana, mengatakan jika pipa saluran air yang tertanam dalam tanah diwilayah tersebut ada beberapa yang patah. " Akibat jalan amblas, pipa jaringan distribusi tergerus oleh belahan tanah disebelah kiri dan kanan. Dan saluran tersebut yaitu jaringan pipa yang mengairi wilayah Kecamatan Tomo dan Ujungjaya," katanya, Jumat (7/10).

Untuk saat ini, pihak PDAM telah melakukan upaya penanggulangan dengan menggunakan pipa darurat.
" Saat ini untuk Ujungjaya, kita melakukan penanggulangan dengan menggunakan  pipa darurat. Jadi, yang semula dikubur, sekarang posisinya jadi diatas saluran air. Keruksakan untuk jalur Ujungjaya ini ada sekitar 5 batang pipa yang patah," ujar Djudju.

Sementara untuk saluran air wilayah Kecamatan Tomo, Djuju menerangkan jika proses penanggulangan akan memakan waktu cukup lama. Pasalnya, selain mengalami kerusakan yang cukup parah, pihak PDAM juga harus mengganti salah satu pipa dengan jenis pipa yang terbilang sulit dalam pemasangannya.

" Yang jalur Tomo, itu akan memakan waktu lama sekitar 1 sampai 3 hari. Alasannya, karena pipa yang digunakan itu dengan jenis DCIP yang berdiameter 200 mm (8 inch), tergerus oleh tanah. Dan itu akibatnya, sambungannya, sekitar 2 batang pipa menjadi patah dan dipindahkan secara darurat. Oleh karena itu, pipanya harus diganti sekitar 25 meter. Kesulitan lainnya ya karena itu kan berbahan steel, jadi terbilang susah pemasangannya," tuturnya.

Akibat kejadian tersebut, PDAM harus rela menelan kerugian hingga mencapai Rp 10 juta bahkan lebih. " Kerugian PDAM dalam 1 x 24 jam itu bisa mencapai Rp 10 juta lebih pendapatannya. Untuk 2 kecamatan yang tidak terairi tersebut, menyebabkan banyak konsumen yang komplain. Dan selain itu, sekarang karena sedang musim hujan, kami jadi khawatir akan tergerus lagi," sebutnya. (Bay)

Kamis, 06 Oktober 2016

Siswa SDN Karangmulya, mengikuti kegiatan
belajar mengajardi SDN Pasanggrahan 1

SDN Karangmulya Nebeng di SDN Pasanggrahan 1

KOTA-Siswa SDN Karangmulya hari ini, kamis (6/10) sudah mulai belajar di kelas , meskipun meminjam bangunan SDN Pasanggrahan 1 yang berlokasi  di jalan Pangeran Kornel 121 Sumedang Selatan .

Kepala Sekolah SDN Karangmulya, Supiah S.Pd Mengatakan, pemindahan tempat belajar tersebut dilakukan mengingat Kegiatan Belajar Mengajar di tempat terbuka dinilai sudah tidak efektip lagi , pasalnya konsentrasi siswa dalam menyerap materi pelajaran tidak fokus.

" Anak-anak terlalu banyak bermain dari pada belajarnya ," kata Supiah , kamis (6/10) .

Dikatakannya, pemindahan ini dilakukan seiring dengan sudah masuknya hari efektip belajar setelah siswa melaksanakan Ujian Tengah Semseter (UTS) ganjil.

Meskipun masih dalam kondisi tanggap darurat,Supiah tetap bertekad untuk memberikan pendidikan dan pengajaran  seoftimal mungkin kepada para siswanya. sebelumnya , Sufiah merasa terkatung-katung karena tidak ada kepastian dari pemerintah   tentang nasib peserta didiknya , entah sampai kapan harus belajar ditenda.

Hingga akhirnya ia mengadukan permasalahan ini kepada ketua Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI) Kabupaten Sumedang. Alhasil, respon positif dari ketua PGRI pun menjadi titik terang bagi sufiah berikut staf pengajar dan peserta didiknya.

" Setelah berkoordinasi dengan PGRI dan Disdik kami langsung mendapat persetujuan untuk menempati bangunan sekolah SDN Pasanggrahan 1," ujarnya.

Menanggapi hal itu, Ketua PGRI Kabupaten Sumedang, H Dedi Suhayat M.Pd mengaku ikut bertanggungjawab dalam memberikan solusi agar  siswa-siswi SDN Karangmulya tidak lagi belajar di dalam tenda.

" Saya selaku Ketua PGRI berusaha dan berupaya untuk memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi para siswa dan guru yang terkena dampak bencana longsor ," ujarnya.

Sementara itu Bupati Sumedang Eka Setiawan mengatakan, terkait masalah pendidikan , pihaknya akan mengikuti minat siswa , apakah mereka akan tetap bersekolah di sekolah asal atau berpindah kesekolah lain mengikuti orang tuanya. (Asnur)

Perwakilan Mazia Tour and Travel memberikan bantuan kepada korban longsor
Mazia Tour and Travel Peduli Bencana Sumedang 

KOTA- Bukti peduli perusahaan jasa , Mazia Tour and travel kepada warga Sumedang yang terkena musibah tanah longsor pada hari selasa (20/9) september lalu, sejumlah bahan kebutuhan pokok , seperti beras, air mineral, peralatan bayi  serta sejumlah uang tunai dan sejumlah paket alat tulis diserahkannya di Gor Tadjimalela , Makodim 0610 Sumedang dan Desa Sukajaya, senin (  26/9).

Direktur Mazia Garuda Yaksa Tour and Travel , Habib Mahdi Alatas mengatakan, bhakti sosial ini merupakan bukti wujud kebersamaan kami dengan warga Sumedang yang selama ini terjalin baik.

" Jamaah yang ikut program bersama Mazia Tour and Travel   banyak dari Kabupaten Sumedang, " ujar Direktur perusahaan travel yang berlokasi di Jalan Raya Condet 1c, Balekambang, Jakarta Timur ini.

Semoga dengan kejadian  ini, lanjut Habib, warga Sumedang yang terkena musibah tanah longsor ditabahkan hatinya dan mendapatkan pahala atas kesabaran selama ini.

" Kami keluarga besar Mazia Tour and Travel turut berduka cita atas musibah ini," katanya.

(Asnur)
Ketua PGRI Kabupaten Sumedang, Dedi Suhayat (Kanan)
menerima sumbangan dari sesama anggota PGRI untuk
dibagikan kepada guru-guru yang menjadi korban bencana
PGRI sumbang guru yang terkena bencana longsor

Kota-Perserikatan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Sumedang, merasa prihatin dengan sejumlah anggotanya yang terkena bencana longsor beberapa waktu lalu. Bahkan, ketua PGRI Kabupaten Sumedang, Dedi Suhayat, turut menjadi korban bencana tersebut.

" Memang sangat memprihatinkan, banyak anggota kami, bahkan termasuk saya selaku ketua juga kena bencana tersebut," katanya selepas penyerahan bantuan dari PGRI Kecamatan Jatinangor, Selasa (4/10).

Akibat bencana tersebut, Dedi yang saat ini mengungsi di wilayah Gending, menceritrakan jika ada sekitar 22 anggota PGRI Kabupaten Sumedang, harus meninggalkan rumahnya. Dan saat ini keberadaan para guru tersebut tersebar dimana-mana. " Banyak anggota PGRI yang akhirnya rekan-rekan pada ngungsi dimana saja. Ada yang bersama keluarganya bahkan ada juga yang sampai ngontrak. Kami sudah data mereka semua dan sudah kita laporkan ke PGRI pusat," ujar Dedi.

Dari kejadian tersebut, anggota PGRI lainnya turut simpati dan mengumpulkan bantuan untuk membantu rekannya sesama guru. Bahkan, tak hanya di Kabupaten Sumedang, melainkan bantuanpun datng dari Kabupaten lainnya seperti Majalengka dan Kota Sukabumi. Dari sumbangan tersebut, dana yang terkumpul sudah mencapai Rp 30 juta.

" Alhamdulillah, setelah bencana, kami dapat bantuan dari rekan guru di Sumedang dan Kabupaten lain. Dan itu ditujukan untuk memberikan bantuan kepada para guru. Sampai hari ini, kami bagikan bantuan berupa uang dan sembako. Adapun rincian bantuan tersebut yaitu dari Kabupaten Majalengka Rp 18 juta, Kota Sukabumi Rp 10 juta, PGRI Kecamatan Cibugel Rp 2,252.000, dan yang terbaru hari ini dari PGRI Kecamatan Jatinangor Rp 20 juta, jadi totalnya sekitar Rp 50 juta," tuturnya.

Bantuan yang telah terkumpul sudah diberikan langsung kepada para korban. Diantaranya adalah 3 sekolah yang terkena imbas bencana banjir dan longsor kemarin. Selain itu, bantuan juga diberikan kepada korban meninggal dunia yang merupakan anak didik serta Operator sekolah. " Ada 3 sekolah yang terkena dampak bencana. Yaitu SD Sukasirna 1 dan 2, yang hancur karena lumpurnya masuk. Lalu, SD Karangmulya yang sekolahnya saat ini bisa berjalan karena diungsikan ke Kodim. Selain itu, kita berikan kepada korban meninggal, yaitu 2 orang anak didik dan ibunya yang juga operator sekolah," sebutnya.

Dengan kekompakan yang telah diberikan oleh PGRI Kabupaten Sumedang, diharapkan bisa bermanfaat bagi para anggota PGRI yang menjadi korban bencana alam. " Dengan kita berikan santunan kepada mereka, semoga ini bisa bermanfaat. dan saya ucapkan terimakasih kepada para anggota yang turut berpartisipasi menyumbang. Saya berharap, ini tidak dilihat dari nilainya, tapi ini merupakan kebersamaan dari PGRI," tuturnya. (Bay)
Mengolah Sampah secara Tuntas dan Ramah Lingkungan

Penemu Konsep Biomethagreen, DR. Muhamad Fatah Wiyatna, S. Pt, M. Si,
TINGGINYA volume sampah sisa rumah tangga dewasa ini menjadi permasalahan kompleks yang dihadapi di berbagai daerah, khususnya kota-kota besar.
Bila tidak dikelola dengan serius dan baik, volume sampah yang tidak terkendali ini menjadi ancaman serius bagi manusia.

Selain mencemari lingkungan dan menimbulkan bau busuk tak sedap, tumpukan sampah yang menggunung juga akan berdampak buruk pada kondisi kesehatan manusia.

Atas dasar kerpihatinannya pada masalah sampah tersebut, aktivis lingkungan, DR Muhamad Fatah Wiyatna, S. Pt, M. Si, berhasil membuat suatu konsep pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, dan ramah energi.

Bahkan setelah melalui berbagai proses hingga proses penyempurnaan konsep ini, dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad) ini mampu mengembangkan konsep pengelolaan sampah yang mampu menghasilkan energi listrik dan gas ramah lingkungan.

“ Konsep pengelolaan sampah ini saya sebut Biomethagreen. Konsep ini telah saya kembangkan dan diuji coba sejak tahun 2008. Sebelumnya, pada tahun 2007, di Fakultas Peternakan Unpad, dalam rangka program pengabdian masyarakat. Saya melakukan riset untuk pengelolaan limbah ternak, dan waktu itu belum tren biogas selain dari kotoran sapi. Karena biogas dari kotoran sapi ini tidak praktis dan menimbulkan bau tak sedap, kemudian awal 2008 saya mulai melakukan riset untuk biodigester,” kata pria yang beralamat di kepada Sumedang Ekspres di Kompleks Griya Taman Lestari Blok C5/1, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang belum lama ini.

Biodigester sendiri, kata dia, merupakan suatu sistem yang mempercepat pembusukan bahan organik. Darinya, terbentuk biogas dan senyawa-senyawa lain yang dihasilkan melalui pembusukan anaerob (suatu bakteri fakultatif yang dapat hidup dengan ataupun tanpa adanya oksigen).

“ Konsepnya sederhana, mengelola sampah melalui teknologi yang praktis, tuntas, dan ramah lingkungan. Jadi, berbahan baku sampah organik, kemudian sampah organik ini diolah dan dapat menghasilkan gas sebagai bahan bakar dan listrik yang ramah lingkungan, dan bahkan menghasilkan pula pupuk organik yang bebas dari bahan kimia serta bermanfaat bagi tanaman, ikan, dan lainnya. Tujuannya, agar sampah organik ini tidak menjadi limbah bagi lingkungan,” ujar sosok kelahiran Subang, 23 Oktober 1969 ini.

Dari penelitian, dan uji coba yang panjang itu, kata suami dari Inna Samsuminar ini, lahirlah konsep pengelolaan sampah yang disebut biomethagreen. Setelah konsep ini lahir, dimulai dari lingkungan rumahnya, dia berhasil mewujudkan lingkungan rumah yang bersih dengan pengelolaan sampah yang tuntas dan ramah lingkungan.

“ Setelah dicoba digunakan di rumah, Biomethagreen ini selain menjadi solusi pengelolaan sampah yang tuntas dan ramah lingkungan juga mampu menghasilkan bahan bakar gas, dan energi listrik sehingga kami tidak lagi merasa khawatir akan ketersediaan dua energi ini. Bahan Slurry (limbah) yang berasal dari biodigester yang berupa cairan ini menghasilkan pupuk organik yang tidak mengandung bakteri penyebab penyakit dan bahan berbahaya lainnya. Tetapi justru, memiliki nilai manfaat karena mengandung nutrisi atau unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman, ikan dan lainnya,” sebut ayah dari Syifa Zahidah, Hamzah Zainul Muttaqin, dan Nizar Taqiudien ini.

Seiring waktu, konsep Biomethagreen ini, ternyata mulai dilirik oleh banyak pihak. Selain digunakan sebagai pengelola sampah rumah tangga, Biomethagreen ciptaannya ini telah banyak digunakan oleh rumah tangga, juga oleh perumahan, perkantoran, pasar, rumah makan, hotel, peternakan, hingga rumah sakit diberbagai daerah di Indonesia.

“ Saat ini, selain Unpad, mitra kami juga dari institusi pemerintahan, BUMD, BUMN, hingga perbankan. Alhamdulillah biomethagreen banyak dimanfaatkan karena fungsinya dan berkat kesadaran masyarakat sendiri yang menginginkan lingkungannya bersih dari sampah, khususnya sampah organik. Karena sampah organik ini mampu dikelola secara tuntas dan ramah lingkungan. Dengan konsep ini pula saya berharap mampu memperpanjang umur dari tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) di tiap daerah, di Indonesia khususnya,” tuturnya. (Bay)
Keluarga Besar Trisakti School Of Transportation Jakarta ketika mengunjungi
korban bencana longsor dipengungsian Gor Tadjimalela, Sumedang 

Trisakti Jakarta bantu korban longsor

Kota-Bencana yang terjadi di Kabupaten Sumedang, terus menyedot perhatian dari berbagai pihak di tanah air. Kali ini bantuan tersebut datang dari Trisakti School Of Transportation, Jakarta. Head of Human Capital Development Transportation & Logistics, Muhammad Rifni, SE, MMTr, menerangkan jika kehadiran pihaknya di Kabupaten Sumedang merupakan salah satu gerakan sosial dalam menanggapi bencana alam yang menelan 4 korban jiwa.

" Kita ke Sumedang dalam rangka gerakan sosial dalam menanggapi bencana longsor kemarin. Dan kami itu disini sudah sejak tanggal 3 Oktober dan akan berakhir pada 4 Oktober. Disini kita ngenap di komplek pusdai islamik," katanya, Selasa (4/10).

Pada aksi sosialnya, Trisakti School Of Transportation, Jakarta diikuti oleh sekitar 55 orang yang terdiri dari 15 dosen, 1 Security dan 39 mahasiswa. Mereka turut memberikan bantuan sejumlah uang yang dikumpulkan dari para Civitas Akademika, Karyawan, Dosen dan Mahasiswa. Selain itu, mereka juga turut memberikan bantuan tenaga dengan membersihkan toilet dan sampah di lokasi pengungsian. Adapun kedatangan mereka yang terbilang terlambat, dikarenakan bencana di Kabupaten Sumedang dinilai tidak terpublish menyeluruh. " Bencana itu kan terjadi di Garut sama Sumedang. Nah. kita yang di Jakarta itu taunya yang di Garut saja. Memang yang di Sumedang mungkin tidak terpublish menyeluruh. Dan di Jakarta ini mungkin hanya Trisakti saja yang ke Sumedang, karena yang lain banyaknya ke Garut," ujarnya.

Berdasarkan pengamatan mereka, dengan melihat lokasi longsor kemarin, menyatakan jika daerah tersebut terbilang rawan. Muhammad Rifni menyebutkan jika seharusnya daerah tebing di wilayah longsor tersebut idealnya dibentuk dengan konsep yang serupa dengan yang ada di jalan tol. " Liat aja perbukitan di jalan tol, itu tebingnya dibuatkan dinding beton atau bisa juga dengan batu pondasi," sebutnya.

Sementara itu, Penanggung jawab pelaksanaan baksos, STMT Trisakti, Jakarta, Otto Sugiharto menyebutkan jika pemerintah Sumedang harus segera melakukan pemulihan. Salah satunya adalah relokasi tempat.
" Kemarin ketemu sama pak bupati, tapi beliau bingung masih mencari anggaran relokasi. Jadi mungkin beliau harus koordinasi dengan selain Pemerintahan Daerah, dengan cara minta bantuan dari APBN," ujar Otto.

Selain itu, Otto juga menerangkan jika pihaknya terus memberikan dukungan moral terhadap para pengungsi yang sudah mulai bosan tinggal di pengungsian. " Kita juga berikan dukungan moral, karena belum tentu mereka senang dengan tempat baru, karena sudah terbiasa ditempat lama. Makanya kita berikan semangat agar mereka mau dipindahkan untuk kemajuan ekonominya," tuturnya. (Bay)